berita-utama

Puluhan Orang Tua Ngamuk di SDN 5 Gunungputri

Kamis, 8 Februari 2018 | 10:40 WIB

-

Pemandangan berbeda terlihat di SDN 5 Gunungputri. Bukannya belajar, puluhan siswa SD bersama orang tuanya mendatangi sekolah sambil membawa spanduk berisi tuntutan. Para wali murid tak terima dengan pungutan yang dilakukan pihak sekolah hingga kemarin nekat menggelar aksi di depan gedung sekolah.

Sumantri Kalimantoro

Dugaan pungli dan main mata antara kepala sekolah dengan komite sekolah mencapai miliaran rupiah terjadi di SDN 5 Gunungputri. Sekolah yang berada di Jalan Bina Marga No 09, Desa Gunungputri, Kecamatan Gunungputri, disebut-sebut telah melakukan pungutan liar hingga ratusan wali murid turun ke lapangan mendemo sekolah.

Wali murid kelas tiga, Sembiring, mengatakan bahwa pungutan tersebut di antaranya iuran komputer Rp15 ribu, iuran taekwondo Rp35 ribu dan iuran futsal Rp50 ribu. Iuran itu dibayarkan setiap bulan. Bila dikalkulasikan, jumlah tersebut pun cukup besar.

“Tinggal dihitung saja kalau Rp15.000 x 12 bulan x sekitar 900 anak (yang ikut les komputer mulai kelas 3-6 ada sekitar 18 kelas), pungutan taekwondo Rp35.000 x 12 bulan x sekitar 50 anak, iuran futsal Rp50.000 x 12 bulan x sekitar 50 anak. Bisa ratusan juta rupiah,” bebernya.

Menurutnya, jumlah itu belum termasuk pungutan kegiatan lainnya seperti tari dan drumband. Yang lebih besar lagi pungutan terhadap peserta didik baru, besarnya Rp500 ribu per anak, beli kipas angin dan pagar.

Hal senada diungkapkan wali murid kelas tiga, Mamah Kristian. Ia mengaku kecewa dengan pungutan yang terjadi di sekolah negeri itu. Ia kecewa dengan adanya pembiaran aksi pungutan hingga miliaran rupiah.

“Ini sekolah apa perampok yang berkedok sekolahan? Jika dihitung, Rp800.000 dikali 1.200 siswa di SDN, ada anggaran nyaris di angka Rp1 miliar per tahun. Belum lagi ada Dana Alokasi Khusus lainnya,” ujarnya.

Selain Itu, ia juga menyayangkan tidak adanya Laporan Pertanggungjawaban (LPj) dari pihak sekolah. “Kalau ditanyakan, jawabnya entar besok. Kami meminta pihak terkait mengusut tuntas pungli dan pemakain uang BOS yang tidak transparan,” jelasnya.

Sedangkan wali murid kelas satu dan empat, Mamah Jaki, mengaku sangat keberatan dengan sejumlah pungutan yang sangat membebani. "Pungutannya banyak banget Pak. Saya nggak tahu buat apa saja. Semua pungutan itu harus dibayar. Anak saya yang baru masuk saja sudah keluar pungutan sampai Rp2 juta,” pungkasnya.

Sementara Kepala SDN 5 Gunungputri Pepi Liana saat ditemui mengaku tidak mengetahui adanya pungutan di sekolahnya. "Saya tidak tahu adanya pungutan ini. Saya baru menjabat plt kepala sekolah di sini,” kilahnya.

(tri/feb/run)

Tags

Terkini