Perbaikan Jembatan Gerendong yang menghubungkan Rumpin dengan Ciseeng memaksa warga memakai rakit alias getek untuk akses transportasi. Mereka mengantre giliran menyeberang di bibir sungai sembari menahan rasa takut jika sewaktu-waktu airnya meluap. "Sebenarnya takut, apalagi kalau lihat air yang deras dan dalam. Tapi apa boleh buat, kami ingin cepat sampai rumah, 20 menit nyampe,” ujar Zakiah (34), karyawan pabrik busana di Parung.
Tak cuma orang saja yang diangkut menerobos sungai sepanjang lebih dari 50 meter. Kendaraan roda dua juga ikut diangkut di atas getek bambu. Jumlahnya tak banyak, rata-rata satu getek mengangkut empat motor dan enam orang. Setiap harinya getek-getek itu bolak-balik mengantar warga dari Rumpin-Ciseeng.
Pantauan Metropolitan, ada lima getek yang beroperasi. Getek-getek ini terbuat dari beberapa batang bambu yang diikat seperti perahu. Untuk sekali naik, warga dan relawan mematok tarif Rp5.000 per orang. Sedangkan kendaraan roda dua Rp10 ribu.
Menurut warga Rumpin, Icun (37), mereka terpaksa melakukannya karena cara itu terbilang efektif ketimbang harus memutar ke Gunungsindur melewati Jembatan Leuwiranji. “Terlalu jauh, Mas. Kalau lewat Jalan Gunungsindur, itu berputarnya puluhan kilometer. Apalagi jalur jalan tengah di Rumpin masih rusak parah," ungkap Icun kepada Metropolitan, Minggu (11/3).
Sementara itu, di sekitar Jembatan Gerendong sedang dilakukan perbaikan konstruksi besi dan lantai badan jembatan. Pekerjaan ini diperkirakan memakan waktu cukup lama. Akibatnya, jembatan ditutup total dan warga harus memutar puluhan kilometer. Jika ingin ke Kecamatan Parung, warga harus memutar ke Gunungsindur. Sedangkan warga yang hendak ke Rancabungur sampai Kota Bogor harus berjalan memutar ke Leuwiliang.
Warga Kampung Sawah, Endi (38), berharap jalan itu segera rampung. Sebab, jembatan itu jadi jalan utama paling dekat menuju Rumpin. "Semoga cepat selesai agar warga bisa beraktivitas secara normal. Karena berbahaya sekali naik rakit, apalagi jika tidak tahu di daerah hulu sungai ini sedang hujan apa nggak,” ujarnya.
Sementara saat dikonfirmasi, Bagian Ekbang Nurbaiti mengakui adanya perbaikan jembatan tersebut. Bahkan, pihaknya telah menyosialisasikan kepada warga agar mencari jalan lain sesuai rekomendasi. “Sebelumnya pihak Kecamatan Rumpin dan muspika sudah pasang spanduk untuk pengalihan kendaraan truk tambang dan pengendara sepeda motor. Tapi warga yang pakai motor lebih pilih naik getek karena dianggap cepat,” ucapnya.
Terpisah, Kapolsek Rumpin Kompol Sudrin Simangunsong menjelaskan, bagi truk dan kendaraan pribadi disarankan memutar melalui Jembatan Leuwiranji, perbatasan Gunungsindur-Rumpin. Sedangkan rakit digunakan jika arus sungai sedang tenang. “Kami imbau agar memutar, karena itu berbahaya (menantang maut, red),” katanya.
(sir/mul/c/feb/run)