Makam mantan Ketua Umum (Ketum) Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Idham Chalid kini jadi salah satu tujuan wisata religi. Bahkan, pemakaman ini ramai dikunjungi tiap libur akhir pekan.
Sebelum Cak Imin datang ziarah, warga setempat sudah patungan merenovasi area makam yang letaknya ada di Kompleks Yayasan Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Quran, Cisarua, Kabupaten Bogor.
Ketua Panitia Pembangunan Sarana Prasarana Makam Pahlawan Nasional Idham Chalid, Umar Arifin, mengaku pihaknya ingin membangun sejumlah fasilitas untuk para peziarah. “Rencana kami akan membangun lapangan voli, selain untuk sarana berolahraga warga juga untuk parkir kendaraan peziarah,” kata Umar di Cisarua, Selasa (20/3/2018).
Luas area makam yang terletak di Ponpes Darul Quran hanya 100 meter persegi dan akses masuk lokasi juga sempit sehingga kendaraan peziarah kesulitan untuk parkir. Terutama bus yang membawa peziarah dari berbagai kota.
Menurutnya, kondisi tersebut belum representatif. Apalagi hampir setiap hari ada peziarah yang datang, khususnya tiap weekend. Peziarah datang dari berbagai daerah, bahkan dari Kalimantan yang merupakan kampung halaman Idham Chalid. “Daya tampung peziarah maupun akses masuk ke lokasi makam, termasuk parkir yang minim. Makanya harus direnovasi,” ujarnya.
Bahkan, warga berinisiatif membangun sarana prasarana secara swadaya. Rencananya lapangan tersebut dibangun untuk kegiatan nasional 17 Agustus dan 10 November dijadikan pusat upacara per kecamatan. “Lapangan juga bisa dimanfaatkan siswa ponpes sebagai tempat interaksi, jadi sarana olahraga bagi warga, akan ada kejuaraan voli piala Idham Chalid,” katanya.
Luas lapangan tersebut sekitar 700 meter persegi yang membutuhkan dana sekitar Rp210 juta. Dana yang baru terkumpul Rp50 juta, berasal dari hibah LPM per RW sebesar Rp100 juta. Ada rencana menggandeng pemerintah daerah untuk membantu rencana renovasi area makam. “Warga sangat beruntung ada makam pahlawan di sini (Cisarua, red) jadi kebanggaan dan ramai kunjungi. Tapi kalau kondisinya sempit dan akses masuknya susah, jadi malu juga,” ungkap Umar.
KH Idham Chalid merupakan politisi Indonesia yang wafat pada 11 Juli 2010 pada usia 88 tahun. Ia mendapat gelar sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan SK Presiden Nomor 113/TK/2011/Tanggal 7 November 2011. Semasa hidupnya, Idham pernah menjabat Ketua MPR/DPR RI dan PBNU. Atas jasa semasa hidupnya Pemerintah Indonesia mengabadikan KH Idham Chalid di pecahan uang kertas rupiah baru Rp5.000 pada 19 Desember 2016.
(an/feb/run)