Selain warga asli Tenjolaya, Hesti Sutrisno, ada pula wanita berhijab lainnya yang merawat anjing dengan penuh cinta. Dessy Marlina namanya. Perempuan asal Lombok, Nusa Tenggara Barat ini menjadi malaikat bagi anjing dan kucing yang telantar di jalanan.
Senasib. Itulah hal yang sama-sama dialami Hesti dan Dessy sebagai pecinta anjing. Jubah panjangnya membuat sosok keduanya kerap dicap negatif lantaran memelihara hewan tersebut. Namun, keduanya sama-sama cuek dan fokus mengurus anjing peliharaan.
Sampai-sampai Dessy sudah mengadopsi 115 anjing dan 49 kucing. “Anjing-anjing ini saya dapat di jalan. Kadang dalam kondisi sakit seperti buta atau luka, saya bawa ke rumah. Mereka diobati dan kalau sudah sembuh saya rawat. Kalau mati juga saya kubur selayaknya manusia,” begitu Desy.
Desy mengakui bahwa air liur anjing itu najis. Untuk menghindari najis tersebut, ia selalu bersuci dengan air dan tanah sesuai ajaran Islam setelah bersinggungan dengan anjing. “Jadi setiap ingin salat, saya selalu mencuci tangan dengan air mengalir minimal tiga kali, lalu berganti pakaian, selalu bawa baju lima setel,” ucapnya.
Selain itu, ada wanita berjilbab asal Alor Gajah, Malaysia, Norashikin Ahmad, yang menjatuhkan pilihannya untuk merawat anjing dan kucing yang telantar. Sebagai negara yang mayoritas memeluk agama Islam, banyak warga yang protes tindakan Norashikin untuk memelihara anjing.
Dikutip dari Asia One, Senin (26/3), banyak masyarakat yang menyiksa anjing milik Norashikin karena tidak setuju dengan tindakannya yang memelihara anjing. “Sering mendapati anjing saya mati terjerat lehernya saat saya tidak di rumah, mereka disiksa oleh orang-orang yang tidak suka dengannya,” ujar Norashikin.
Melihat banyaknya anjing yang telantar, Norashikin akhirnya membangun pusat perlindungan untuk hewan telantar di dekat rumahnya.
Norashikin mengaku tiap bulannya menghabiskan sekitar RM3.000 atau sekitar Rp10 juta untuk makanan dan RM10.000 atau sekitar Rp35 juta untuk obat.
(feb/run)