Bendera kuning tanda dukacita bertengger di pagar rumah Bagas Pramudya (15), korban tewas akibat gulungan ombak Pelabuhanratu, Sabtu (31/3). Sejak jasadnya ditemukan tim SAR pada Minggu (1/4), sejumlah kerabat, tetangga dan temannya bergantian mendatangi rumah duka di Perumahan Permata Bintang, Cibinong, Kabupaten Bogor. Mereka tak menyangka jika ucapan almarhum semasa hidup jadi penanda kematiannya.
Akhir liburan sembilan pelajar asal SMP 2 Sukaraja, Kabupaten Bogor, ke Pantai Karang Hawu, Sukabumi, berujung petaka. Tak ada yang menyangka Bagas pergi secepat itu saat momen libur panjang kemarin.
Setelah dinyatakan hilang terseret ombak pada Sabtu (31/3), petugas tim SAR berhasil menemukan jasadnya mengambang di radius 50 meter dari tepi pantai.
Sekitar pukul 14:00 WIB, jenazah korban tiba di rumah duka. Seluruh kerabat, tetangga dan teman korban telah berkumpul. Danu Alamsyah (15) salah satunya. Teman almarhum ini menceritakan bahwa selama ini Bagas kerap menunjukkan sikap tak biasa. Bahkan, Bagas sempat mengatakan suatu hal yang membuat dirinya merinding ketika mengingat kembali pesan terakhir almarhum.
"Beberapa hari lalu Bagas pernah ngajak saya ke rumahnya. Tapi kata saya nanti saja, gampang masih banyak waktu. Kemudian Bagas bilang 'apaan sih, sudah nggak ada waktu, bentar lagi juga gua mati," ujarnya menirukan perkataan almarhum, Minggu (1/4/2018).
Ucapan Bagas tersebut pun hanya membuatnya terdiam dan tak memberikan respons. "Iya, saya diam saja nggak jawab apa-apa," tuturnya. Tak hanya lewat ucapan langsung, Bagas juga sempat menuliskan kata-kata yang juga membuat teman-temannya terkejut. "Bagas buat status, katanya 'kembalikan saya kepada sang Pencipta' disertai emoticon daun jatuh," terangnya.
Kini, Danu pun hanya bisa berdoa agar segala amal dan perbuatan Bagas diterima di sisi-Nya. "Ya sangat merasa kehilangan. Kami teman-temannya berduka atas kejadian ini. Semoga amal ibadahnya diterima, amin," ucapnya.
Selain Danu, Andrian Faris Alfarizki (15) teman korban juga merasa terpukul dengan kematian Bagas. Apalagi ia ikut bersama almarhum saat berlibur ke Pantai Karang Hawu. "Iya, jadi waktu Sabtu itu kami ke Sukabumi untuk liburan. Sembilan orang yang ke sana. Nggak nyangka saja, mudah-mudahan amal ibadahnya diterima di sisi Allah SWT," ujar Faris.
Ia pun menceritakan detik-detik saat ombak tiba-tiba menelan tubuh tiga temannya yakni Bagas, Al Rezki Akbar (15) dan Sahrizal Nuddin Harahap (14). Ketika itu, mereka asyik bermain di pantai. Namun, ombak tiba-tiba datang dan menggulung ketiga temannya.
Nahas, meski dua temannya berhasil diselamatkan, jasad Bagas ketika itu tidak ditemukan. "Bagas tidak sempat diselamatkan. Al Rezki selamat ditolong penjaga pantai, kalau Sahrizal bisa berenang sendiri," ujarnya.
Komandan Tim Basarnas Pos Sukabumi Boby Yonarta mengatakan, jasad pelajar yang merupakan wisatawan asal Bogor tersebut ditemukan sekitar pukul 08:00 WIB pada Minggu (1/4). Saat ditemukan, jasad korban dalam keadaan tertelungkup mengapung di tengah laut yang dikenal memiliki gelombang tinggi dan berkarang.
Tim SAR yang bersiaga sejak pagi langsung mengevakuasi jasad Bagas dan dilarikan ke RSUD Palabuhanratu untuk dilakukan visum et refertum. Pada tubuh remaja tersebut ditemukan beberapa luka lecet yang diduga terbentur bebatuan karang saat tubuhnya terombang-ambing di tengah laut.
"Dengan ditemukannya jasad korban kecelakaan laut tersebut, maka operasi SAR ditutup. Jenazah sudah dibawa pihak keluarga untuk dikebumikan di kampung halamannya," tutur Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah Kabupaten Sukabumi Okih Pajri Assidiqie.
(tib/feb/run)