berita-utama

Ngaku Belum Gajian, Buruh PGN Ngutang Makan Rp10 Juta

Selasa, 3 April 2018 | 08:27 WIB

-

METROPOLITAN - Galian pipa PT PGN di beberapa titik di Jalan Tajur, Kelurahan Tajur, Kecamatan Bogor Timur, nyatanya menyisakan persoalan. Tiga pemilik warung di sekitar proyek tersebut mengaku belum dibayarkan utangnya oleh para pekerja galian yang bekerja selama 16 hari tersebut dan merugi hingga mencapai Rp10 juta.

Salah seorang pemilik warung di Gang Mesjid, RT 01/02, Kelurahan Tajur, Akos Kosasih (60), mengaku dirinya diutangi para pekerja sejak proyek itu mulai berjalan. Saat itu, para pekerja sering membeli kebutuhan pangan sehari-hari selama bekerja di proyek tersebut.

“Kerugian saya sih sekitar Rp3 jutaan. Mereka beli makan, kopi dan rokok. Bilangnya nanti dibayar kalau sudah turun upah. Kami percaya karena mereka juga pas kerja tinggal dekat wilayah sini dan mandornya juga meyakinkan kami lah akan dibayar. Nyatanya setelah proyek selesai, belum ada kejelasan kapan mau dibayar,” ungkapnya kepada Metropolitan saat ditemui di kediamannya, Tajur.

Akos melanjutkan, selain dirinya, ada dua warung lain yang juga merugi dengan nilai yang kurang lebih sama. Bahkan, dua minggu lalu mandor PT PGN juga pernah berjanji melunasi utang para pekerjanya. “Pernah juga minta nomor rekening, tetapi cuma janji palsu. Hingga kini belum ada tuh (uang yang masuk, red),” ketusnya.

Sementara pekerja lapangan galian PT PGN Ujang Sukarman (47) mengaku bersama anak buahnya belum bisa membayarkan utang tersebut karena upah mereka selama mengerjakan galian PT PGN belum dibayarkan. Total yang belum dibayarkan PT PGN sebesar Rp18.080.000. Padahal, pihaknya dijanjikan akan dilunasi upahnya pada Jumat (30/3). Karena itu, pihaknya mengaku belum bisa bayar utang kepada para pemilik warung karena upah mereka belum dilunasi.

“PT PGN kan memberikan pekerjaan kepada pihak ketiga, ya kami. Di tiga titik, yakni di Total Buah Palem Sukasari, Tajur dan Unitex ini ada sembilan pekerja, selama 16 hari kerja. Malah bisa dihitung 18 hari kalau sama lembur. Janjinya sudah dari minggu lalu,” ujarnya.

Ia pun masih menunggu upaya manajemen PT PGN agar segera melunasi upah mereka untuk bisa membayar utang pada pemilik warung. Menurutnya, belum ada komunikasi lebih lanjut soal kepastian kapan akan dibayar.

“Kami kan di lapangan juga sulit ketemu atasan. Terakhir cuma janji saja. Saya dan anak-anak bukan tidak mau bayar, tetapi dari atasnya saja uangnya belum ada. Kami minta sabar, karena kami juga butuh hak kami dibayarkan,” tuntasnya. Hingga berita ini diturunkan, manajemen PT PGN belum dapat dihubungi.

(ryn/b/feb/run)

Tags

Terkini