Di kediamannya, Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, tubuh Ariya sudah terlihat menyusut. Apalagi di bagian leher dan pipinya, jauh lebih kecil dibanding sebelumnya. Bahkan jika sebelumnya Ariya sulit bangkit dari tempat tidur dan berangkat sekolah, kini Ariya sudah bisa berlari-lari.
Rokayah Somantri (37) dan Ade Somantri (47), orang tua Arya, mengaku senang dengan perubahan pada anaknya yang kini mampu kembali hidup normal. "Kami sangat bahagaia melihatnya bisa menjalani gaya hidup sehat. Sekarang Arya begitu aktif bergerak dan sehat. Tidurnya sekarang nyenyak dan ia tak lagi khawatir dengan masalah pernapasannya. Bahkan ia mampu berjalan dan bermain tanpa mengeluh kehabisan napas," ungkap Ibu Arya.
Saat jam istirahat sekolah, siswa SDN I Cipurwasari itu sudah bisa bermain bola. Ia tampak mencolok di antara teman-temannya saat bermain bola. Selain ukuran tubuhnya lebih besar, Ariya terlihat lebih tinggi dibanding teman sebayanya. "Sekarang sudah lincah. Berat badannya menyusut, pagi tadi beratnya 109 kilogram," kata Ade Soemantri, ayah kandung Ariya Permana di kediamannya, kemarin. Kondisi itu berbeda dengan dua tahun lalu. Saat itu Ariya tak bisa sekolah, ketika berumur sepuluh tahun, ia tak bisa berjalan karena kegemukan. Berat badannya saat itu mencapai 192 kilogram. Bahkan Museum Rekor Indonesia (MURI) menetapkan Ariya sebagai anak dengan bobot terberat sedunia pada 18 Maret 2017.
Sejumlah pihak lalu membantu Ariya untuk menurunkan berat badannya. Ade Rai, mantan atlet binaraga salah satunya. Ade bahkan sempat menyiapkan metode fitnes untuk Ariya.
Penyusutan berat badan Ariya secara drastis terjadi setelah bocah itu menjalani bedah bariatrik di Rumah Sakit Omni, Alam Sutera, Tangerang pada Mei 2017. Lewat operasi itu, lambung Ariya diperkecil hingga tersisa sepertiga dari ukuran asli. "Setelah operasi, makannya jadi tidak terlalu banyak. Kalau dulu bisa makan sehari lima piring Sekarang makan lima sendok nasi saja sudah kenyang," ungkap Ade. Lewat operasi dan program diet itu pula, berat badan Ariya berhasil menyusut sebanyak 83 kilogram. Saat ini Ade dan anggota keluarga lain sedang menyemangati Ariya untuk terus menurunkan berat badannya. Bahkan Ariya sedang mengejar rekor MURI berikutnya. "Berat badan Ariya sedang dipantau MURI. Pak Jaya Suprana ngontak saya. Ada kemungkinan Ariya memecahkan rekor baru, yaitu anak yang bisa menyusutkan bobot terbesar," kata Ade.
Tak heran bila kini aktivitas fisik Ariya juga makin intens. Hampir setiap hari, bocah asal Desa Cipurwasari, Kecamatan Tegalwaru itu berolahraga. Bahkan di hari libur, dia pernah jalan kaki lebih dari dua kilometer dari rumahnya ke tempat wisata Curug Cigentis. "Ariya juga tidak lagi rewel soal makanan. Kalau dulu dia selalu minta 20 gelas minuman ringan, di rumah ini sudah seperti warung. Sekarang makan buah saja. Pulang pergi jalan kaki," tutur Ade.
Sementara itu, usai sukses diet hingga menyusut 83 kilogram, Ariya yang bercita-cita ingin menjadi atlet sepak bola sedang termotivasi untuk tetap menurunkan berat badannya. Berbagai target telah dia tetapkan. Untuk jangka pendek, bocah dengan berat 109 kilogram itu menargetkan bisa turun sembilan kilogram bulan depan. "Nanti abis puasa pengen turun 9 kilo. Target ke depan 80 kilogram," kata Ariya yang mengidolakan striker Liverpool Roberto Firmino.
Cara yang ditempuh Ariya adalah dengan rajin berolahraga dan mengurangi konsumsi nasi. "Caranya harus rajin olahraga dan makan teratur. Kalau lapar makan buah melon atau jeruk," ujar Ariya.
(de/feb/run)