Pemkot Bogor sendiri menampik bahwa keputusan ini dilakukan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan di kawasan CFD. Sebab, beberapa hari belakangan ini di Kota Bogor sempat diramaikan dengan selebaran ajakan gerakan #2019GantiPresiden di CFD Lapangan Sempur. “Tidak ada ah. Kan seperti itu mah bisa di mana saja, tidak hanya di CFD saja atuh,” kata Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bogor Usmar Hariman saat ditemui di Balai Kota Bogor, kemarin.
Menurutnya, penutupan CFD ini disebabkan adanya evaluasi menyeluruh terhadap kebijakan tersebut. Di antaranya oleh Dinas Perhubungan (Dishub), Dinas Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM), Satpol PP dan Polresta Bogor Kota. Termasuk sebagai bentuk adaptasi saat menjalankan ibadah puasa yang akan segera tiba dalam waktu dekat. “Keseluruhannya lah, tidak melulu soal pedagang atau tujuan utama CFD tercapai atau tidak. Tetapi kami evaluasi lalu lintas terdampak seperti apa, penataan ke depannya bagaimana. Kita bisa lihat sendiri PKL-nya makin banyak, tidak ada aturan yang jelas. Itu semua dievaluasi,” ujarnya.
Pemkot Bogor berencana akan menutup CFD sejak 6 Mei sampai 17 Juni 2018. Kabarnya, CFD akan diberlakukan kembali pada 24 Juni 2018 atau kurang lebih satu minggu setelah Hari Raya Idul Fitri 1439 H.
Kepala Satuan Lalu Lintas (Kasat Lantas) Polresta Bogor Kota Kompol Bramastyo Priaji mengatakan, dari hasil rapat koordinasi (rakor) pada 23 April, pelaksanaan CFD sampai akhir pekan lalu ada beberapa kendala yang menjadi perhatian dalam penyelenggaran kedepannya. Salah satunya, banyak pedagang yang dinilai belum bisa ditertibkan. “Makanya dari rakor itu ada beberapa ketentuan pokok yang harus dilaksanakan. Nggak lah (kaitan rencana aksi #2019GantiPresiden, red), evaluasi kok,” kata Bram.
Sementara itu, Kepala Bidang Lalu Lintas Dishub Kota Bogor Theofillio Francino Freitas menuturkan, lalu lintas yang tidak tertib jadi evaluasi utama dalam penyelenggaraan CFD. Kesemrawutan jalan-jalan arteri pendukung CFD harus diperhatikan. “Pelaksanaannya menunjukkan kurang tertib, PKL yang berdampak parkir sembarangan, akhirnya lalu lintas tersendat. Nah selama penutupan, semua akan dikaji,” ujar Theo.
(ryn/c/rez/run)