berita-utama

Dari Bom Bunuh Diri sampai Teror Bacok

Selasa, 8 Mei 2018 | 09:19 WIB

-
METROPOLITAN - Jelang puasa, teror bom bunuh diri mengintai markas polisi di Bogor. Tak tanggung-tanggung, tiga pos polisi jadi target teroris untuk melakukan aksi radikalnya. Bukan cuma meledakkan diri, para teroris yang berhasil diringkus pada Jumat (4/5) pekan lalu rupanya telah menyiapkan rencana untuk melakukan teror bacok terhadap anggota polisi yang bertugas di Polantas Gadog, Ciawi.

Tiga terduga teroris yang ditangkap Densus 88 Antiteror Polri yakni AN alias Abu Rumi (51), AB (17) dan MUL (62), disebut telah merencanakan penyerangan ke markas polisi. Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan, ada tiga tempat yang disebut menjadi sasaran target para terduga teroris itu. Di antaranya Mako Brimob Kedunghalang, Bogor, Pos Polantas Gadog dan Polres Bogor.

“Iya, mereka ini merencanakan aksi teror dengan sasaran Pos Polantas Gadog, dengan cara membacok polisi menggunakan golok. Merencanakan aksi teror dengan cara bom bunuh diri, dengan sasaran Polres Bogor Kabupaten," ungkap Setyo.

Setyo membeberkan bahwa masing-masing terduga teroris saling membagi tugas dalam rencana aksinya. “AN merencanakan aksi teror dengan sasaran Mako Brimob Kedunghalang, Bogor. Sedangkan AB merencanakan aksi teror dengan sasaran Pos Polantas Gadog, dengan cara membacok polisi menggunakan golok. Sedangkan untuk MUL, dia merencanakan aksi teror dengan cara bom bunuh diri dengan sasaran Polres Bogor Kabupaten,” beber Setyo.

Berdasarkan hasil analisis Tim Pusat Laboratorium Forensik (Labfor) dan Tim Penjinak Bom (Jibom) terhadap barang bukti yang disita, Setyo menyebut bahwa bahan yang ditemukan itu untuk menciptakan bom berdaya ledak tinggi atau Triaceton Triperoxide (TATP). Seperti Aseton (CH3) yang digunakan untuk pembuatan bahan peledak berjenis TATP, lalu H2O2 digunakan untuk bahan pembuatan handak TATP, kemudian lampu LED digunakan untuk komponen inisiator.

Selanjutnya air raksa (accu) yang digunakan untuk katalisator serta satu buah botol plastik, kabel hitam, satu buah solder, kabel timah, kabel putih, panci, satu buah tab merk Advan, satu obeng set, satu buah kabel saklar on off hingga serutan kayu yang digunakan untuk pemicu pembakaran. “Hasil analisa labfor dan jibom terkait barang bukti yang ditemukan di TKP, tersangka rencana membuat bom TATP yang merupakan bahan peledak berkekuatan tinggi (high explosive, red),” ucapnya.

Guna keterangan lebih lanjut, sambung Setyo, ketiga terduga teroris beserta barang bukti sudah diamankan ke Mako Brimob Kelapa Dua, Depok. “Sudah kita amankan untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ungkapnya.

Sementara itu, terungkapnya ketiga terduga teroris itu membuat jajaran polisi di Bogor meningkatkan keamanan. Kabag Ops Polresta Bogor Kota Kompol Fajar Hari Kuncoro mengaku terus menggalakkan kegiatan Cipta Kondisi (Cipkon) untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. “Kita lakukan patroli rutin,” kata Fajar.

Menurutnya, soal keamanan di Mako Brimob, sebenarnya jumlah personel mereka lebih banyak dan sudah sangat terlatih. Untuk itu, Polresta Bogor Kota lebih melakukan koordinasi dengan mereka, termasuk dengan Muspida di Kota Bogor. “Kalau itu internal Brimob. Kita lebih meningkatkan kerja sama dengan muspida untuk mengawasi kontrakan yang ada di wilayah Kota Bogor,” ujurnya.

Hal senada diungkapkan Kasatlantas Polres Bogor AKP Hasby Ristama. Menurutnya, meski ia belum mendengar informasi tersebut, untuk peningkatan keamanan tetap akan dilakukan jajaran Polres Bogor. “Wah, saya belum dengar. Tetap akan dilakukan dan harus antisipasi,” kata Hasby.

Di tempat terpisah, pemerintah desa (pemdes) di Kecamatan Ciawi memperketat pengawasan terhadap para pendatang, khususnya yang tinggal di kontrakan. Seperti yang dilakukan Desa Pandansari, kemarin. “Kami menginstruksikan ke RT untuk meminta kartu pengenal dan bukan hanya fotokopian tapi pendatang harus bisa memperlihatkan yang asli,” kata Pjs Kades Pandansari Supriadi.

Ia mengimbau para pemilik kontrakan dapat selektif dalam memilih calon penghuni ke depannya. “Seharusnya bukan hanya mengisi kontrakan, tetapi kalau bisa dicek dulu asal usulnya,” imbaunya.

Sebelumnya, Tim Densus 88 Antiteror Mabes Polri menggerebek tiga lokasi berbeda yang diduga menjadi tempat persembunyian terduga teroris di wilayah Ciawi dan Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Dari informasi yang dihimpun, lokasi penggerebekan pertama dilakukan di sebuah ruko Jalan Raya Puncak, Desa Pandansari, Ciawi, Kabupaten Bogor, sekitar pukul 19:00 WIB pada Jumat (4/5/2018).

Halaman:

Tags

Terkini