berita-utama

Ngaji Kitab Suci Bertinta Emas di Karadenan

Selasa, 22 Mei 2018 | 09:26 WIB

-
METROPOLITAN - Rumah berlantai dua, tepat di belakang Masjid Darussalam Kampung Parakankembang, RT 04/01, Desa Pasirjambu, Sukaraja, dipenuhi para santri. Pagi itu lelaki berjubah putih tampak duduk berhadapan dengan anak-anak sembari membaca kitab kuning. Adalah KH Tubagus Muhammad Tamyiz, salah satu keturunan Pangeran Wijayakusuma yang kini mendapat amanah menjaga kitab suci bertinta emas terkecil se-Indonesia.

Ukurannya tak lebih besar dari ibu jari orang dewasa. Tamyiz mengatakan, Alquran bertinta emas itu titipan turun-temurun. Usianya sudah hampir 600 tahun. “Alquran ini dibuat menggunakan tinta emas. Selain hurup bahasa Arab, jilid dan kotaknya pun terbuat dari emas. Tetapi saya tidak tahu berapa karat emasnya, karena waktu itu belum ada alat hitungnya,” ujar Tamyiz, salah satu pemilik warisan Alquran bertinta emas saat ditemui Metropolitan.

Untuk diketahui, Tamyiz adalah keturunan keempat yang dipercaya menjaga satu dari tujuh kitab bertinta emas yang ada di Indonesia. Menurutnya, bukan sembarang orang bisa memegang Alquran tersebut. “Biasanya ada ilham yang diterima pemegang sebelumnya untuk mempercayakan Alquran ini diturunkan ke siapa. Yang pasti orang pilihan dan masih keturunan eyang buyut,” tuturnya.

Tak hanya itu, sebagai pemegang kitab suci terkecil berusia ratusna tahun, ia juga harus melakukan amalan tiap Ramadan. Salah satunya mengaji kitab tersebut. “Diharuskan dingajiin (dibaca, red) setiap bulan puasa. Sudah turun-temurun dari eyang buyut (Pangeran Wijayakusuma, red),” jelasnya.

Tamyiz pun menceritakan awal mula ia mendapat amanah itu. Ia mengaku diberikan kitab itu dari orang tuanya saat masih hidup. Menurutnya, pembuat kitab suci diyakini Pangeran Wijayakusuma yang makamnya ada di Jelambar Jakarta. Wijayakusuma adalah anak Syarif Hidayatullah dari istri ketiganya.

“Yang diberi warisan selain Alquran adalah golok dan tongkat. Namun goloknya saya kasih ke orang, karena khawatir kalau golok itu dipelihara takut nggak bisa bawanya. Saya hanya pelihara Alquran. Karena kitab tersebut adalah iman kita, iman umat Islam sebagai pedoman,” tandasnya.

(mul/c/rez/run)

Tags

Terkini