berita-utama

Malu Dong Sama Ojol...

Kamis, 24 Mei 2018 | 08:46 WIB

-
METROPOLITAN - Penerapan sistem pendaftaran secara manual yang dilakukan RSUD Cibinong dianggap terlalu kuno oleh sebagian masyarakat. Di era digital saat ini seharusnya RSUD sudah menerapkan sistem pendaftaran secara online. RSUD pun dinilai kalah dengan ojek online (ojol).

Seperti yang disampaikan aktivis HMI MPO Bogor Asep Kurnia. Ia sangat menyayangkan pelayanan yang diberikan RSUD saat ini. Sebab, tak terbayangkan jika ada pasien dari pelosok Kabupaten Bogor. “Saya sangat sedih setelah melihat warga yang ngantre panjang di RSUD Cibinong. Malu atuh sama tukang ojek. Sekarang saja kalau mau pesan ojek pakai online mudah, nggak nunggu. Ini rumah sakit, masa antrean manual gitu, kasihan warga yang mau berobat,” kata Asep.

Hal senada diungkapkan Wakil Sekretaris Kepemudaan DPD KNPI Kabupaten Bogor Moh Nurul Nasruli. Menurutnya, pelayanan yang diberikan RSUD Cibinong masih kurang baik sehingga menghambat pelayanan masyarakat. “Bagaimana kalau masyarakatnya lagi kritis dan antreannya selama itu, yang ada nanti sekarat,” keluh Nasrul.

Karena itu, Nasrul meminta Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor memperhatikan persoalan serius ini, sesuai visi-misinya memajukan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. “Pemkab jangan tutup mata mengenai pelayanan sosial ini dan enggan mengevaluasi. Masa kalah sama ojol yang sudah memanfaatkan kemajuan teknologi. Malu dong,” ujarnya.

Sekadar diketahui, di Indonesia sudah ada beberapa RSUD yang sudah menerapkan sistem pendaftaran online. Di antaranya RSUD Bayu Asih di Purwakarta, RSUD Jati Padang di Jakarta Selatan, RSUD Dr Tjitrowardojo di Purworejo serta RSUD Gunung Malang di Balikpapan.

Menanggapi hal itu, anggota Komisi 4 DPRD Kabupaten Bogor Egi Gunadi Wibawa meminta Pemkab Bogor secepatnya menerapkan sistem online di seluruh RSUD Kabupaten Bogor. Sebab, antrean yang terjadi di RSUD Cibinong telah menjadi pukulan keras bagi pelayanan kesehatan di Bumi Tegar Beriman. “Saya mendesak seluruh RSUD harus menerapakan sistem online supaya tidak terjadi penumpukan yang terus-menerus,” kata Egi.

Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Erwin Suriana menuturkan, sejak pergantian kepemimpinan baru di RSUD Cibinong, ia belum begitu mendata jumlah kunjungan masyarakat per harinya. Sebab, sebagian masyarakat yang berobat diketahui menggunakan BPJS Mandiri dan PBI. “Jadi untuk antrean yang ada di RSUD Cibinong itu banyak masyarakat yang menggunakan BPJS untuk mengambil nomor antrean, belum diterapkan sistem online. Karena sebagian warga yang datang ke RSUD itu macam-macam keluhan penyakit,” kata Erwin saat ditemui di ruang kerjanya, kemarin.

Kendati demikian, ia akan terus berkoordinasi dengan pihak RSUD Cibinong menindaklanjuti persoalan ini. Salah satunya dengan mengusulkan agar RSUD menerapkan pendaftaran secara online. “Terkait antrean yang panjang, secepatnya akan diterapkan sistem online. Terkait anggaran berapa untuk Dinas Kesehatan, itu kembali ke kebutuhan daerah,” ungkapnya.

(mul/cr1/c/rez/run)

Tags

Terkini