METROPOLITAN - Pengerjaan Proyek Jalur Mass Rapid Transit (MRT) jurusan Lebak Bulus-Bundaran HI sudah mencapai 94,19 persen.
Dirut MRT William P Sabandar mengaku pihaknya tinggal fokus pada sistem integrasi MRT dan uji coba bisa dimulai pada Agustus. ”Major sudah selesai semua. Yang major, semua sudah jadi, semua rel sudah jadi, dua kereta sudah datang. Kita fokus dalam beberapa bulan ke depan ini pada integrasi sistem, mendatangkan kereta dan mengujicobakan kereta sambil menyelesaikan sisa-sisa ini,” ujar William saat ditemui di Area Stasiun MRT, Senayan, Jakarta Selatan, Senin (11/6).
Ia juga berharap pekerjaan sipil yang berada di atas terowongan MRT sudah selesai, sehingga lalu lintas Jalan Jenderal Sudirman diharapkan bisa kembali normal.
Setelah uji coba dua set kereta pada Agustus, nantinya MRT akan mendatangkan kembali 16 rangkaian kereta pada November. Dengan jumlah set yang masing-masing terdiri dari enam kereta, maka total kereta yang dioperasikan MRT berjumlah 96 kereta.
”Kami akan lakukan testing setelah Lebaran, yakni mencari tahu signal system nantinya akan seperti apa dan kemudian Agustus kami akan coba meletakkan kereta pertama di rel. Desember diharapkan sudah bisa trial untuk uji coba kereta tanpa penumpang,” terangnya.
Meski operasional MRT kurang dari setahun lagi, ia masih belum mengetahui tarif tiket yang akan diberlakukan. Hal itu, lanjut William, masih dibicarakan dalam internal Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta karena rencananya tiket MRT akan disubsidi dengan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Dalam hitungan keekonomian perusahaan sebelumnya, harga tiket yang paling optimal adalah Rp8.500 dengan asumsi jumlah penumpang 130 ribu per tahun. Namun, keputusan tarif seharusnya sudah dipastikan Pemprov DKI Jakarta sebelum Agustus. ”Dan ini semua masih dibicarakan dengan pemerintah,” jelasnya.
Sementara tu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution saat melakukan kunjungan ke proyek MRT, sempat melontarkan pujiannya. Ia mengaku terkesan dengan desain Stasiun MRT Senayan yang ia nilai baik dan terasa lapang.
Menurutnya, model transportasi seperti ini akan mengubah pola berkendara orang ke depannya. Kebiasaan hidup masyarakat pun akan semakin modern. ”Jarak 15-20 km sudah bisa dia tahu sampainya. Kalau 8.30 menurut jadwal, ya akan sampai. Itu berarti juga kebiasaan orang cari rumah dan apartemen berubah,” tuturnya. (ok/feb/run)