berita-utama

Gerindra Sebut Pernyataan Usmar Hal yang Wajar

Selasa, 19 Juni 2018 | 10:40 WIB

-

METROPOLITAN - Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Bogor angkat bicara soal pelaporan sejumlah pihak ke Panwaslu Kota Bogor atas dugaan pe­langgaran pemilu yang dila­kukan Plt Wali Kota Bogor Usmar Hariman. Partai Gerindra beranggapan bahwa pernyataan yang disampaikan Usmar kepada pengurus LPM beberapa hari lalu meru­pakan hal wajar dan biasa saja.

Sebab, acara yang dilakukan Usmar dengan para pengurus LPM dilaksanakan saat masa cuti nasional. “Kami rasa Us­mar sebagai kader Partai Gerindra berhak menyuara­kan kepentingan partai untuk mengimbau dan menganjurkan memilih wali kota hanya satu dan wakil wali kotanya juga satu. Masa mengimbau memilih wali kota dua, tiga atau empat. Ya nggak sah,” ujar Ketua DPC Partai Gerindra Kota Bogor So­pian Ali Agam.

Sopian yang juga Ketua Ste­ering Committee (SC) Tim Paslon RZ ini meyakini bahwa kemungkinan Usmar berkata demikian karena sebagai pri­badi kader Gerindra. “Kalau di luar dinas, sebagai kader partai, saya rasa punya hak untuk itu dan dikembalikan kepada LPM,” ucapnya seraya mengaku bang­ga memiliki kader militan.

Sementara itu, Plt Wali Kota Bogor Usmar Hariman me­nyatakan bahwa pertemuan yang dihadirinya di Hotel Sa­vero pada Senin (11/6) tidak ada niatan mempengaruhi pilihan pengurus LPM di pil­walkot Bogor 2018. Ia hanya menyampaikan informasi berkaitan dengan hasil survei di pesta demokrasi lima tahu­nan Kota Bogor. “Intinya nggak ada niatan mempengaruhi. Karena Bapak kader partai dan sebagian LPM sudah tahu juga Bapak saat ini kader Gerindra dan sudah ber-KTA,” kata Usmar.

Menurut Usmar, pertemuan itu seharusnya sudah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Tetapi karena padatnya agenda seba­gai plt wali kota, maka baru bisa dilaksanakan saat libur nasional. “Semua libur kan dan pertemuan itu Bapak nggak perlu cuti kan. Nggak lebih se­bagai obrolan santai antara anak ke bapak. Subtantif lain ke arah pemberdayaan LPM ke depan saja,” ucapnya.

Usmar membeberkan bahwa salah satu tugas plt wali kota adalah menjaga kondusivitas pilkada yang jujur dan adil. Tetapi ketika itu ada salah seo­rang pengurus LPM yang ber­pandangan dalam forum ter­sebut jangan bicara paslon, namun justru yang bersangku­tan menyatakan tegas ke salah satu paslon. “Saat itu saya mengajak masyarakat datang ke TPS pada 27 Juni karena be­ban pilkada ini menyedot ang­garan besar,” tuturnya.

Saat ini Panwaslu Kota Bogor tengah memeriksa saksi yang mengetahui dugaan ajakan Us­mar untuk memihak salah satu pasangan calon (paslon) di pil­walkot Bogor 2018. Para saksi sudah mulai berdatangan sejak pukul 13:00 WIB. Ada empat saksi yang dimintai keterangan Panwaslu Kota Bogor. Mereka dimintai keterangan secara ber­gantian oleh tim Panwaslu. “Se­dang dimintai keterangan. Kita mengundang saksi dan pelapor,” kata Komisioner Panwaslu Kota Bogor Sasongko.

Sasongko menyatakan, agenda permintaan keterangan dari saksi ini merupakan undangan kedua yang dilakukan Panwaslu Kota Bogor. Setelah ini prosesnya adalah memanggil terlapor dalam hal ini Plt Wali Kota Bogor Usmar Hariman. “Kalau agenda saat ini sudah masuk hari ketiga. Besok (hari ini, red) giliran terlapor yang akan kita mintai keterangan,” ucapnya.

Sesuai Perbawaslu, proses pemeriksaan kasus ini diberikan waktu lima hari. Kemungkinan keputusan naik atau tidaknya laporan ini akan jatuh pada Rabu (20/6). “Pas pemeriksaan terlapor, pada hari itu juga kita akan langsung gelar rapat pem­bahasan internal. Untuk nanti­nya kita putuskan kasus ini bisa ditindaklanjuti atau tidak. Intinya harus kita kaji regula­sinya dulu,” tandasnya.

Sebelumnya diberitakan, re­kaman suara pria yang diduga Usmar Hariman berdurasi 14 menit beredar luas di masyara­kat. Rekaman suara tersebut berisi ajakan tak langsung ke­pada pengurus LPM agar me­milih nomor urut satu. Penyam­paian kontroversi itu terdengar mulai menit ketujuh. “Jadi sekali lagi berorientasi atau pilihan dari empat pasangan calon yang ada, kita tidak mun­gkin memilih wali kotanya ada dua, pasti kita memilih satu. Wali kota di mana-mana juga satu. Wakil juga satu, nggak ada wali kota tiga orang. Jadi kita milih satu,” tuturnya.

Usmar juga menginformasikan terkait hasil survei yang telah dilakukan tiga lembaga survei nasional. Pada awal kampanye, Usmar mengatakan, posisi pe­tahana atau paslon nomor urut tiga menduduki peringkat per­tama dengan hasil 52 persen. Selanjutnya diikuti paslon no­mor urut satu 17 persen, nomor dua dan empat berada di po­sisi bawah. “Berjalan sebulan, terus dinamika terjadi. Dari tiga kesimpulan dari hasil dis­kusi kita kecenderungan dua survei menyatakan masih ung­gul tipis. Tapi satu survei men­gatakan menang. Kita tidak lihat itu karena di dalam margin eror. Jadi selisih tipisnya di angka 1,3 persen, terus ada juga yang 2-3 persen selisihnya tapi ada juga ada di dua persen,” ungkapnya.

Namun, baginya yang menarik adalah kecenderungan. Yakni persaingan terjadi hanya antara nomor satu dan tiga. Kecen­derungan yang dimaksud, jelas Usmar, dari hasil survei yang sebelumnya 52 persen untuk petahana, kecenderungannya dari hari ke hari, bulan ke bulan menurun. Namun kecenderung­annya paslon satu tidak ber­henti di satu titik meski naik secara perlahan. “Ini tiga lem­baga survei. Yang nomor satu start 17 persen kecenderungan­nya naik. Kesimpulannya sama, tidak pernah stuck dan itu di­buktikan dengan dinamika di masyarakat,” imbuhnya.

Pada survei terakhir yang dila­kukan 1-5 Juni, sambung Usmar, dilakukan kembali survei untuk paslon satu. Hasil berubah. Sebab paslon satu menang 3,08 persen dari paslon tiga. “Kalau teman-teman dengar dari kubu sebelah menang, biarin saja itu buat syok terapi. Maka kita te­rus berkomunikasi,” ucapnya. (rez/ram/run)

Tags

Terkini