METROPOLITAN - Geliat gembong narkoba mengedarkan ganja di wilayah Bogor makin berani. Sampai-sampai area instansi militer pun dijadikan tempat bertransaksi. Ini terbukti dari hasil temuan Lanud Atang Senjaya (Ats) atas 17 paket ganja seberat 14 kilogram di kawasan Tugu Helikopter Lanud Ats, Kamis (2/8).
Informasi yang dihimpun, paket-paket ganja tersebut tersimpan dalam sebuah kardus besar di sekitar lokasi pangkalan udara militer milik TNI AU tersebut. Total berat paket-paket ganja itu mencapai 14,6 kilogram.
Komandan Satuan Polisi Militer Lanud Ats Letkolpom Kadek Jaya mengatakan, anggotanya sempat melihat dua kendaraan sedang berhenti tepat di tugu helikopter Lanud Ats, dini hari tadi. Saat didekati, pemilik kendaraan itu langsung pergi. "Karena curiga langsung didekati oleh anggota kami, ternyata mereka langsung pergi dan ditemukan ganja-ganja itu di lokasi," ucap Kadek.
Kadek menjelaskan, orang-orang yang berada di kendaraan tersebut sempat terlihat memindahkan sebuah barang yang diduga paket ganja sebelum kabur. "Jadi orang yang ada di motor sempat mindahin barang dari mobil. Mungkin karena panik ada petugas yang datang, mereka langsung kabur," jelasnya.
Atas temuan itu, sambung Kadek, pihaknya langsung berkoordinasi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Bogor. "Sepertinya mereka menganggap kompleks TNI aman, sehingga dijadikan lokasi transaksi," katanya.
Sementara itu, Ketua BNN Kabupaten Bogor Budi Setya Nugraha menyebut tren peredaran ganja di wilayah Kabupaten Bogor terbilang cukup tinggi. Namun, pihaknya belum bisa menduga ganja tersebut berasal dari mana. "Ini harus kita kembangkan dulu untuk mengungkap para pelakunya," tutur Budi.
Meski begitu, Budi menyebut selama ini instansi militer dianggap sebagai tempat yang aman untuk bertransaksi narkoba. Ini yang membuat area itu jadi salah satu tempat favorit mereka.
“Kecenderungannya memang begitu (tempat favorit, red). Mereka memanfaatkan lokasi militer. Begitu juga dengan pesantren yang dianggap aman. Makanya ini juga jadi perhatian kami,” tutur Budi.
Menyikapi soal kawasan militer jadi tempat favorit gembong narkoba, Kadek Jaya juga buka suara. Menurutnya, alasan kawasan militer dianggap tempat aman lantaran di sekeliling komplek militer hampir jarang institusi selain militer yang beroperasi. Apalagi tugu helikopter menjadi titik mudah bertransaksi apa pun karena mudah ditemukan.
“Jadi para bandar memanfaatkan situasi blank area untuk melakukan tindakan ilegal dengan harapan tidak ada aparat yang menyentuh mereka,” jelas Kadek.
Blank area yang dimaksud, menurutnya, bukan markas militer. Tetapi area-area di luar ring tiga markas. “Kenapa saya sebut blank, karena patroli militer tidak selalu menjangkau area itu. Aparat lain juga sungkan berurusan dengan kegiatan militer,” urainya.
Soal kawasan militer yang jadi tempat favorit gembong narkoba, Kadek pun menyatakan tak akan sungkan melakukan penindakan. “Kalau bagi kita, jika memang senang ada di sekitar kita, ya siap-siap suatu saat kena peluru nyasar,” tegasnya. (yos/sir/c/feb/run)