berita-utama

Rupiah Makin Keok

Rabu, 5 September 2018 | 08:52 WIB

METROPOLITAN - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) telah menembus angka Rp15.029 pada Selasa (4/9) sekitar pukul 19:20 WIB. Merespons anjloknya kurs rupiah terhadap mata uang dolar AS, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution tak mau ada semacam gerakan cinta rupiah. “Jangan lah, nanti dibilang sudah gawat,” kata Darmin. Diketahui dalam dua hari terakhir, pelemahan rupiah terhadap dolar AS berkisar Rp200 rupiah. Darmin mengaku pihaknya masih mencari alasannya apakah hal ini turut dipicu langkah Bank Indonesia (BI) melepas rupiah secara gradual. “Makanya saya bilang ada hal yang kemudian mendorong agak lebih banyak pelemahannya, yang kami sendiri (melihat, red) ini nggak masuk akal. Mesti ada sesuatu yang apa, kita cari (dasarnya, red). (Krisis, red) Argentina ini semua negara kena, tapi kita tidak lebih buruk dari negara maju,” jelasnya. Tak hanya itu, ia juga meminta pelemahan rupiah yang terjadi sekarang jangan dibandingkan dengan situasi ketika krisis moneter pada 1998. Pasalnya ketika itu, kurs rupiah berangkat dari Rp2.800 ke Rp14.000. Sementara sekarang dari Rp13 ribu ke Rp14 ribuan. Pihaknya meyakini berbagai kebijakan yang sekarang ditempuh pemerintah masih efektif. Terlebih fundamental ekonomi nasional dalam kondisi baik. Meskipun diakuinya ada kelemahan karena terjadi defisit transaksi berjalan. Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan, demi menjaga nilai tukar rupiah agar tidak jatuh lebih dalam terhadap dolar AS, intervensi ganda telah dilakukan. Baik di pasar valuta asing maupun di pasar sekunder dengan melakukan pembelian surat berharga negara. Ia menjabarkan, intervensi tersebut telah dilakukan sejak Kamis minggu lalu hingga Senin (3/9/2018). Di mana dari rentang waktu tersebut, total intervensi yang dilakukan BI sudah mencapai Rp7,1 triliun. "Kamis, Jumat, Senin, apalagi hari ini kami juga intervensi dalam jumlah yang besar. Di pasar valas, kami juga beli SBN (Surat Berharga Negara, red) dari pasar sekunder yang dilepas asing," katanya. Terpisah, gara-gara dolar semakin menguat, Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) kembali menyuarakan pendapatnya agar produk-produk impor mewah disetop. JK mencontohkan mobil Ferrari, Lamborghini hingga tas Hermes. "Barang lux contohnya, mungkin jumlahnya tidak besar tapi perlu untuk meyakinkan masyarakat suasana ini suasana berhemat. Tak usah Ferrari, Lamborghini masuk dalam negeri, tak usah mobil-mobil besar, yang mewah-mewah," ujar JK. “Tak usah parfum-parfum mahal atau tas-tas Hermes contohnya itu. Jangan dalam situasi sulit ini, negara itu masyarakat luxuries," sambung JK. JK menjelaskan salah satu upaya mengatasi penguatan dolar AS terhadap rupiah adalah meningkatkan ekspor dan mengurangi impor sehingga defisit transaksi berjalan berkurang. "Contohnya bagaimana meningkatkan ekspor sumber daya alam, bagaimana pemakaian juga mengurangi impor kita, seperti yang dibicarakan dulu bagaimana biodiesel. Bagaimana local content produk kita makin besar, apakah Pertamina apakah PLN ataupun industri lain, juga bagaimana efisien dan uang masuk dari ekspor," kata JK. Dia juga meminta para pengusaha untuk menarik dana mereka yang disimpan di luar negeri, dan menukarnya dengan rupiah. Jangan lagi para eksportir mengirim barang ke luar negeri dan setelah terima pembayaran, dananya justru disimpan di luar negeri. JK berharap para pengusaha mengerti kondisi nilai tukar rupiah yang sedang tertekan dolar AS. "Karena banyak ekspor, kita barangnya diekspor tapi dananya pergi disimpan di Singapura, disimpan di Hong Kong. Itu juga sumber daya alam perlu terkontrol dengan baik, jangan barangnya pergi rapi duitnya tidak masuk ke dalam negeri sehingga memperkuat Singapura Hong Kong, melemahkan Indonesia," tegas JK. (dtk/els/run)

Tags

Terkini