berita-utama

Buruh Dipecat Gara - Gara Salat Jumat

Senin, 17 September 2018 | 09:19 WIB

METROPOLITAN - Rekaman video seorang buruh asal Cigudeg cekcok dengan atasannya menyebar di media sosial Facebook. Adalah Rohdi Kamal, buruh tambang PT BCMG Tani Berkah yang protes karena merasa tidak diizinkan salat Jumat. Kasus ini pun berbuntut panjang hingga muncul reaksi warga. Sabtu (15/9) lalu, sejumlah warga mendatangi PT BCMG Tani Berkah. Di sana warga menuntut klarifikasi sekaligus keadilan nasib Rohdi Kamal yang mengaku telah dipecat sang ma­najernya, Sanghua Lin. Usut punya usut, kejadian itu berawal saat Rohdi hendak salat Jumat (14/9) pukul 11:30 WIB. Ketika itu, ia meminta izin ke­pada atasannya, Sanghua Lin, yang menjabat manajer keuangan PT BCMG Tani Berkah. Namun, sang manajer tidak meresponsnya hingga menyulut kekesalan Rohdi. “Statusnya ba­gaimana di sini? Saya kalau Jumat harus salat dulu,“ ujar Rohdi pada atasannya. Dari video yang beredar, tam­pak Rohdi memperjuangkan haknya untuk mendapat kebe­basan menjalankan perintah agama, yakni menunaikan salat Jumat. “Jadi saya diberhentikan gara-gara salat Jumat?” tanyanya lagi kepada atasannya yang tengah mengisap rokok. Sang manajer hanya mengang­guk sambil berujar memban­dingkan dengan buruh lainnya yang tetap bekerja. Rupanya percekcokan Rohdi dengan atasannya direkam pe­kerja lainnya hingga videonya menyebar di medsos juga apli­kasi WhatsApp. “Bukti vidio di­larang sholat jumat diperusa­haan PT. BCMG milik korea yg berlokasi di cirangsad cigudeg Bogor,” tulis seorang pengguna Facebook sambil membagikan potongan video. Unggahan itu pun ramai di­komentari. “Kirim ke WA sy bang vidio nya.sy sudah lapor kan hal ini .nanti kita bicara kan,” timpal pengguna lainnya men­gomentari video tersebut. “Nu bener dak kabina-bina amat,” tambah lainnya. Beredarnya video itu pun akhir­nya mengundang reaksi bebe­rapa ormas dan santri di tiga kecamatan di Bogor Barat. Salah satunya ormas Persatuan Siliwangi Indonesia (PSI). Sekretaris PSI Zenal Abidin menyesalkan ada­nya pelarangan salat Jumat oleh pihak PT BCMG Tani Berkah. “Kami akan tempuh ke jalur hu­kum atas munculnya masalah ini,” kata Zenal. Menurutnya, adanya video tersebut jadi alat bukti atas tidak adanya jaminan bagi buruh di sana menjalankan perintah aga­manya masing-masing. “Lebih baik nanti kita serahkan ke pe­negak hukum,” ujarnya, Sabtu (15/9). Menurutnya, perusahaan yang bergerak di bidang apa pun, baik industri, tambang maupun lain­nya, harus memberi dispensasi waktu untuk karyawan agar bisa melaksanakan ibadah sesuai ajaran agamanya masing-masing. ”Sebuah perusahaan harusnya menghormati dong, hak dan kebebasan toleransi untuk men­jalankan kepercayaan dalam beragama. Bukan justru meme­cat karyawannya karena mau salat,” tegasnya. Zenal pun sangat menyesalkan hal tersebut. Ia mengatakan, kebebasan beragama dan men­jalankan ajaran agama adalah Hak Asasi Manusia (HAM) yang sangat fundamental. ”Kalau sam­pai dilarang, itu sangat melang­gar (HAM, red),” cetusnya. Untuk itu, tutur Zenal, progres­nya proses hukum tetap berjalan dan pihaknya menjamin bahwa kegiatan di perusahaan tersebut tidak akan terjadi apa-apa. “Ka­mi dari ormas dan tim hukum menjamin untuk tetap kondusif karena permasalahan ini sifatnya personal, tidak mengatasnama­kan perusahaan,” sebutnya. Sementara itu Juru Bicara PT BCMG Tani Berkah, Budi, men­gatakan bahwa ada miskomu­nikasi dalam kasus pemecatan akibat salat Jumat itu. “Bukan pemecatan. Karena Mr Lin cuma bilang kalau kamu salat yang lain tidak salat dan menghambat pekerjaan,” ujar Budi menirukan ucapan manajernya seperti di video. Selain itu, ia juga menganggap ada kesalahpahaman antara manajer dengan buruh yang merasa dipecat. Sebab, Sanghua Lin tidak mengerti bahasa Indo­nesia. ”Mr Sanghua Lin tidak pernah mengeluarkan kata-kata peme­catan, itu Rohdi Kamal sendiri yang mengatakan bahwa dirinya akan mengundurkan diri,” jelas­nya. Karena itu, solusi yang ditawar­kan PT BCMG Tani Berkah ya­kni masuk kerja lebih awal, pukul 07:30 WIB dan istirahat pukul 11:30 WIB, agar bisa melaksana­kan salat Jumat. “Kami juga sudah mengutus karyawan Agung dan Temi untuk menawarkan kem­bali kepada Rohdi Kamal be­kerja,” terangnya. Terpisah, Kapolsek Cigudeg Kompol Asep Supriadi mengakui adanya ketegangan antara war­ga dengan PT BCMG Tani Berkah. Namun, semuanya bisa diken­dalikan. Dari hasil musyawarah yang difasilitasi Muspika Cigudeg ya­kni danramil dan pihak kecama­tan, hal tersebut tidak ada peris­tiwa dugaan penistaan agama atau pelarangan salat Jumat bagi karyawan. “Itu semua terjadi kesalahpa­haman tentang bahasa saja an­tara karyawan dengan pihak perusahaan, karena Mr Sanghua Lin tidak bisa berbahasa Indo­nesia. Dan Rohdi Kamal pun sama, tidak mengerti bahasa Mandarin, sehingga timbul ada­nya kesalahpahaman,” pungkas­nya. (kom/b/feb/run)

Tags

Terkini