METROPOLITAN - Rekaman video seorang buruh asal Cigudeg cekcok dengan atasannya menyebar di media sosial Facebook. Adalah Rohdi Kamal, buruh tambang PT BCMG Tani Berkah yang protes karena merasa tidak diizinkan salat Jumat. Kasus ini pun berbuntut panjang hingga muncul reaksi warga. Sabtu (15/9) lalu, sejumlah warga mendatangi PT BCMG Tani Berkah. Di sana warga menuntut klarifikasi sekaligus keadilan nasib Rohdi Kamal yang mengaku telah dipecat sang manajernya, Sanghua Lin. Usut punya usut, kejadian itu berawal saat Rohdi hendak salat Jumat (14/9) pukul 11:30 WIB. Ketika itu, ia meminta izin kepada atasannya, Sanghua Lin, yang menjabat manajer keuangan PT BCMG Tani Berkah. Namun, sang manajer tidak meresponsnya hingga menyulut kekesalan Rohdi. “Statusnya bagaimana di sini? Saya kalau Jumat harus salat dulu,“ ujar Rohdi pada atasannya. Dari video yang beredar, tampak Rohdi memperjuangkan haknya untuk mendapat kebebasan menjalankan perintah agama, yakni menunaikan salat Jumat. “Jadi saya diberhentikan gara-gara salat Jumat?” tanyanya lagi kepada atasannya yang tengah mengisap rokok. Sang manajer hanya mengangguk sambil berujar membandingkan dengan buruh lainnya yang tetap bekerja. Rupanya percekcokan Rohdi dengan atasannya direkam pekerja lainnya hingga videonya menyebar di medsos juga aplikasi WhatsApp. “Bukti vidio dilarang sholat jumat diperusahaan PT. BCMG milik korea yg berlokasi di cirangsad cigudeg Bogor,” tulis seorang pengguna Facebook sambil membagikan potongan video. Unggahan itu pun ramai dikomentari. “Kirim ke WA sy bang vidio nya.sy sudah lapor kan hal ini .nanti kita bicara kan,” timpal pengguna lainnya mengomentari video tersebut. “Nu bener dak kabina-bina amat,” tambah lainnya. Beredarnya video itu pun akhirnya mengundang reaksi beberapa ormas dan santri di tiga kecamatan di Bogor Barat. Salah satunya ormas Persatuan Siliwangi Indonesia (PSI). Sekretaris PSI Zenal Abidin menyesalkan adanya pelarangan salat Jumat oleh pihak PT BCMG Tani Berkah. “Kami akan tempuh ke jalur hukum atas munculnya masalah ini,” kata Zenal. Menurutnya, adanya video tersebut jadi alat bukti atas tidak adanya jaminan bagi buruh di sana menjalankan perintah agamanya masing-masing. “Lebih baik nanti kita serahkan ke penegak hukum,” ujarnya, Sabtu (15/9). Menurutnya, perusahaan yang bergerak di bidang apa pun, baik industri, tambang maupun lainnya, harus memberi dispensasi waktu untuk karyawan agar bisa melaksanakan ibadah sesuai ajaran agamanya masing-masing. ”Sebuah perusahaan harusnya menghormati dong, hak dan kebebasan toleransi untuk menjalankan kepercayaan dalam beragama. Bukan justru memecat karyawannya karena mau salat,” tegasnya. Zenal pun sangat menyesalkan hal tersebut. Ia mengatakan, kebebasan beragama dan menjalankan ajaran agama adalah Hak Asasi Manusia (HAM) yang sangat fundamental. ”Kalau sampai dilarang, itu sangat melanggar (HAM, red),” cetusnya. Untuk itu, tutur Zenal, progresnya proses hukum tetap berjalan dan pihaknya menjamin bahwa kegiatan di perusahaan tersebut tidak akan terjadi apa-apa. “Kami dari ormas dan tim hukum menjamin untuk tetap kondusif karena permasalahan ini sifatnya personal, tidak mengatasnamakan perusahaan,” sebutnya. Sementara itu Juru Bicara PT BCMG Tani Berkah, Budi, mengatakan bahwa ada miskomunikasi dalam kasus pemecatan akibat salat Jumat itu. “Bukan pemecatan. Karena Mr Lin cuma bilang kalau kamu salat yang lain tidak salat dan menghambat pekerjaan,” ujar Budi menirukan ucapan manajernya seperti di video. Selain itu, ia juga menganggap ada kesalahpahaman antara manajer dengan buruh yang merasa dipecat. Sebab, Sanghua Lin tidak mengerti bahasa Indonesia. ”Mr Sanghua Lin tidak pernah mengeluarkan kata-kata pemecatan, itu Rohdi Kamal sendiri yang mengatakan bahwa dirinya akan mengundurkan diri,” jelasnya. Karena itu, solusi yang ditawarkan PT BCMG Tani Berkah yakni masuk kerja lebih awal, pukul 07:30 WIB dan istirahat pukul 11:30 WIB, agar bisa melaksanakan salat Jumat. “Kami juga sudah mengutus karyawan Agung dan Temi untuk menawarkan kembali kepada Rohdi Kamal bekerja,” terangnya. Terpisah, Kapolsek Cigudeg Kompol Asep Supriadi mengakui adanya ketegangan antara warga dengan PT BCMG Tani Berkah. Namun, semuanya bisa dikendalikan. Dari hasil musyawarah yang difasilitasi Muspika Cigudeg yakni danramil dan pihak kecamatan, hal tersebut tidak ada peristiwa dugaan penistaan agama atau pelarangan salat Jumat bagi karyawan. “Itu semua terjadi kesalahpahaman tentang bahasa saja antara karyawan dengan pihak perusahaan, karena Mr Sanghua Lin tidak bisa berbahasa Indonesia. Dan Rohdi Kamal pun sama, tidak mengerti bahasa Mandarin, sehingga timbul adanya kesalahpahaman,” pungkasnya. (kom/b/feb/run)