berita-utama

Buaya Penunggu Sungai Cileungsi Teror Warga

Jumat, 28 September 2018 | 09:37 WIB

METROPOLITAN - Cileungsi kembali jadi bahan perbincangan. Kali ini bukan cuma gara-gara airnya yang menghitam hingga membuat masyarakat sekitar sesak napas karena baunya. Namun, adanya teror buaya penunggu sungai yang belakangan meresahkan. Warga di bantaran Sungai Cileungsi, Desa Bojongkulur, Bogor, dihe­bohkan kemunculan seekor buaya di wilayah perbatasan Kabupa­ten Bogor dengan Bekasi. Anggota Tagana Kabu­paten Bogor Zakarya mengatakan, ada penampakan seekor buaya putih di Sungai Cileungsi, dekat Perumahan Vila Nusa Indah 2. Hingga kini tidak ada seorang warga pun yang berani menang­kap buaya tersebut. Sebab, warga meyakini buaya dengan panjang sekitar 3 meter itu su­dah ada sejak dulu dan men­jadi penunggu Sungai Cileung­si. ”Emangnya itu buaya Sung­ai Cileungsi. Menurut keper­cayaan di sini, penunggunya gitu,” ujar Zakarya, warga asli Bojongkulur. Menurut sejumlah warga, kemunculan buaya itu ada kaitan dengan tercemarnya Sungai Ci­leungsi oleh limbah pabrik. ”Ada yang percaya karena sungai ter­cemar jadi penunggunya (buaya, red) marah, lalu menampakkan diri,” ucap Zakarya. Sebelumnya, kabar soal buaya itu muncul dari sebuah video yang meluas. Hewan predator itu terlihat sedang berjemur di pinggir Sungai Cileungsi pada Selasa (25/9) siang. Terlihat dalam rekaman video seorang warga, buaya itu berwarna putih dengan corak hitam di bagian ekor. Video berdurasi 73 detik itu kemudian tersebar luas di ka­langan warga bersamaan dengan kedatangan calon wakil presiden Sandiaga Uno, yang meninjau Sungai Cileungsi di Bogor, Jawa Barat, Rabu (26/9/2018) siang. Menerima laporan tersebut, Tagana dan pemerintah desa setempat memberi peringatan kepada warga untuk waspada dan tidak mendekati sekitar lokasi ditemukannya buaya itu. ”Kami sudah koordinasi dengan RT, aparat desa dan mempe­ringatkan warga khususnya anak-anak untuk tidak bermain di sekitar situ,” kata Zakarya. Ia mengaku pihaknya telah mel­aporkan kemunculan buaya putih tersebut kepada petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Wilayah I Jawa Barat. Sementara itu, Petugas PPNS Kepolisan Kehutanan BKSDA Wilayah I Jawa Barat, Aman Su­jiaman, mengaku sudah mene­rima laporan dari warga perihal penampakan buaya tersebut. Menurutnya, jika tidak segera ditangkap, buaya tersebut dapat membahayakan warga. Apalagi keberadaannya dekat dengan permukiman warga. ”Sementara kami minta warga agar hati-hati jika melihat buaya tersebut. Dan secepatnya kami akan lakukan penangkapan,” terang Aman. Terkait keamanan warga di lokasi, Kapolsek Cileungsi Kom­pol M Asep Fajar mengaku belum menerima laporan terkait kebe­radaan hewan tersebut. Ia pun belum bisa memastikan untuk penanganannya. “Saya tidak tahu, saya juga be­lum menerima laporannya dari warga soal adanya buaya di aliran Sungai Cileungsi,” singkatnya saat dikonfirmasi Metropolitan, ke­marin. Kemunculan buaya serupa juga pernah terjadi di waktu ber­beda, 4 September 2018 lalu. Berdasarkan cerita Zaka, warga menemukan buaya muara itu di proyek Jalan SKKI, belakang Ru­mah Sakit Assobirin, Tangerang Selatan. “Ada yang teriak ‘Buaya... buaya...’ dari arah sungai,” kata­nya, Selasa (4/9/2018). Mendengar teriakan itu, Zaka bersama pekerja proyek lainnya turun ke sungai. Buaya yang su­dah dalam posisi menyerang, Zaka langsung merakit tali untuk menjeratnya. “Saya tarik tali, terus pakai jaring, akhirnya bu­ayanya bisa ditangkap,” tuturnya. Khawatir membahayakan warga, tuturnya, ia pun memu­tuskan membawanya ke rumah di Gunungputri. Berkat pengeta­huannya dalam tanggap ben­cana, Zaka memutuskan mela­porkan kejadian ini ke BKDSA Bogor. (ogi/b/feb/run)

Tags

Terkini