berita-utama

Ridwan Kamil Usulkan Tol Tambang Parungpanjang

Jumat, 5 Oktober 2018 | 10:18 WIB

METROPOLITAN - Rencana pembangunan jalur khusus tambang di Kecamatan Parungpanjang ma­suk pembahasan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil. Usai gelar pertemuan dengan juragan tambang asal Bogor, disepakati beberapa poin terkait rencana jangka menengah untuk membangun jalur tambang yang penerapannya akan dibuat mirip tol. Ridwan Kamil memastikan pihaknya akan mewu­judkan wacana jalur khusus tambang yang sudah dibahas pemprov sejak 2014 lalu. Rencananya ada dua jalur tambang yakni umum dan khusus, di ma­na penerapannya mirip jalan tol. Pihaknya juga sudah menagih komitmen para pengusaha agar bersedia menyisihkan dana untuk membangun ruas tersebut. “Apa pun itu, saya minta mini­mal 50-50. Pemprov bebasin lahan, jalannya ini dikeroyok oleh pe­rusahaan di situ. Jadi asasnya ini adil, kita ingin menunjukkan pemprov ini yang adil. Bisnis sila­kan tapi jangan abai ke lingkungan,” katanya. Untuk itu, ia pun mengumpul­kan semua pengusaha tambang yang ada di wilayah Bogor guna membuat kesepakatan. “Saya mengumpulkan (pengusaha, red) yang selama ini pola bisnisnya banyak mengakibatkan kerugian sosial dari sisi masyarakatnya,” tuturnya. Dari hasil pertemuan didapat rencana dalam dua pekan ke depan pihaknya akan meregist­rasi ulang Izin Usaha Per­tambangan (IUP) di Bogor Barat. Dalam registrasi tersebut, pihaknya akan menambahkan sejumlah pasal terkait rekomendasi yang harus dipatuhi para pengusaha. “Dalam perizinan baru itu ada pasal-pasalnya,” ujarnya. Beberapa pasal yang harus di­patuhi antara lain pembuatan kolam dalam tambang untuk membersihkan truk angkut se­belum keluar kawasan, lalu penutup bak truk agar batu pasir yang diangkut tidak menyebabkan kecelakaan dan mengotori jalan. “Si pengemudi juga harus bawa SIM, tidak sembarangan,” papar­nya. Urusan-urusan teknis ini jika tidak dibenahi, menurutnya, bisa menimbulkan korban jiwa. Gubernur mencatat ratusan warga sudah meninggal dunia, bahkan September lalu ada tujuh warga yang meninggal akibat manajemen pengelolaan angku­tan tambang yang tidak baik dan tertata. ”Dari dulu sampai sekarang lebih dari seratus orang mening­gal,” tuturnya. Pihaknya juga akan membahas sanksi apa yang akan diterapkan pada perusahaan yang tidak pa­tuh. Pemberian pasal juga kemun­gkinan tidak akan disamaratakan dengan membuat zona-zona khusus penerapan. “Saya ingin tegas di sini, saya ingin menghen­tikan kematian-kematian warga saya,” ungkapnya. Di tempat yang sama, perwaki­lan pengusaha tambang, Diah, mengatakan bahwa tindak lanjut dari Pemprov Jabar selama ini sangat ditunggu. Di lapangan, menurutnya, banyak sekali per­soalan yang harus dituntaskan dan menjadi perhatian. Salah satunya terkait penegakan hukum dan pengawasan oleh aparat. “Kecelakaan itu timbul karena muatan berlebihan. Di situ kan ada pengawasan, kalau penga­wasan dijalankan dengan baik, semua mungkin akan selamat. Karena itu semua pihak harus komitmen agar bisa mengawasi dengan baik,” tuturnya. Menurutnya, salah satu per­soalan adalah pungutan liar yang menggurita di kawasan tersebut. Selain itu, ada praktik penam­pungan hasil tambang secara illegal yang dilakukan oknum sopir, oknum pegawai tambang dan warga. “Kalau bahasa lebih ekstrem, pencurian muatan. Ka­rena si sopir ingin dapat lebih, ambil dari tambang kita, pengu­saha kan nggak tahu. Pengawasan ini yang perlu diperhatikan,” ka­tanya. Diah mengaku jika persoalan ini turut dituntaskan, maka per­mintaan agar para pengusaha tambang turut membiayai pembangunan jalur khusus akan didukung. “Pungli di sana sehari bisa ratusan juta. Ini masalah sudah jadi budaya di sana. Kita harapkan komitmen Pak Guber­nur bersama pengusaha mener­tibkan. Sehingga pengusaha bisa menjalankan usaha dengan baik,” paparnya. Kepala Dinas Perhu­bungan Jabar Dedi Taufik mengaku upaya pembuatan jalur tambang di kawasan terse­but mesti berbuah trase khusus. Hal ini karena ada tujuh pintu keluar dari titik tambang, semen­tara para pengusaha ingin jalur tersebut melintas ke pertambangan mereka. “Ada yang ke Parung, ke BSD, ke Rumpin. Nanti kita pikir­kan trasenya, ada stock file dulu,” tutupnya. (bis/feb/run)

Tags

Terkini