METROPOLITAN - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor langsung melakukan fogging di desa yang berada di Kecamatan Pamijahan. Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kabupaten Bogor dr Agus Fauzi mengatakan, pelaksanaan ini dilakukan di Desa Pamijahan. “Kami juga sekalian melakukan penyuluhan dan penelitian jentik nyamuk Aedes Aegypti,” kata Agus. Kepala Seksi Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular pada Dinkes Kabupaten Bogor, dr Intan Widayati, menyatakan bahwa memasuki musim hujan, warga juga diminta lebih memperhatikan tempat yang berpotensi jadi sarang nyamuk. Termasuk nyamuk Aedes Aegypti. ”Nyamuk tersebut bisa berpotensi menimbulkan peningkatan kasus dan bahkan bisa menjurus Kejadian Luar Biasa (KLB),” kata Intan. Beberapa upaya yang selama ini diterapkan Dinkes hingga ke pelosok desa yakni dengan meningkatkan kegiatan pemberantasan jentik dan sarang nyamuk melalui Gerakan 3M (Menguras, Menutup dan Mendaur Ulang Barang Bekas) dan Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (GSRSJ) secara serentak di wilayah kerja masing-masing secara rutin. ”Segera melaporkan kejadian penyakit DBD ke Dinkes melalui puskesmas sesuai prosedur yang ada,” pintanya. Sebelumnya, Endah Sa’diah (52), warga Kampung Cilengkong, RT 03/05, Desa Pamijahan, harus dirawat di RSUD Leuwiliang selama tujuh hari. Endah mengalami demam tinggi disertai panas yang menggigil. ”Saya tujuh hari dirawat di RSUD Leuwiliang. Awalnya panas, demam. Saya baru tahu setelah dokter memfonis kalau saya ini kena DBD,” kata Endah saat ditemui Metropolitan. Ia mengatakan, penyakit tersebut bermula dari adik iparnya yang lebih dulu mengalami gejala DBD. Bukan hanya di situ, wabah tersebut juga menular empat keluarga, tersmasuk Endah. ”Keluarga saya yang kena empat orang. Itu semua sudah pulang. Yang masih dirawat hanya cucu saya saja yang bernama Septi,” bebernya. (mul/khr/c/feb/run)