berita-utama

Waspada, Hujan Es Terjang Bogor

Selasa, 16 Oktober 2018 | 08:47 WIB

METROPOLITAN - Peralihan cuaca dari kemarau ke musim hujan mulai terasa. Badan Me­teorologi, Klimatologi dan Geo­fisika (BMKG) Stasiun Klima­tologi Dramaga Bogor telah memprakirakan terjadinya cuaca ekstrem selama tiga bu­lan ke depan pada Oktober, November dan Desember 2018. Kasi Data dan Informasi BMKG Klimatologi Dramaga Bogor Hadi Saputra mengatakan, pada cuaca ekstrem itu, wi­layah Bogor berpotensi terjadi­nya puting beliung disertai hujan es. ”Prediksi cuaca ekst­rem di akhir Oktober. Cuaca itu berpotensi angin puting beliung disertai hujan es. Nanti kami pun akan memberi peringatan dini,” ucap Hadi. Karena itu, Hadi mengimbau masyarakat tetap waspada ter­hadap cuaca tersebut. Semen­tara untuk puncak musim hu­jan, sesuai hasil perhitungan akan jatuh pada Januari hingga Februari 2019. “Cuaca ekstrem ini dipicu awan Cumulonimbus sehingga bisa mengakibatkan hujan ekstrem, anging puting beliung dan hujan es,” jelasnya. Ia menuturkan, beberapa wi­layah yang pernah diterjang hujan es yakni Leuwiliang, Parungpanjang dan Cileungsi. Menurut Hadi, hampir di semua wilayah potensi hujan es bakal terjadi. “Di semua wilayah Bo­gor punya potensi yang sama,” ujarnya. Selain hujan es, ia pun meng­ingatkan masyarakat untuk lebih waspada terhadap petir. “Karena di Bogor ini kan paling petirnya, hampir semua wi­layah punya potensi sama,” tegasnya. Menyikapi hal tersebut, Ke­pala Bidang (Kabid) Pencega­han dan Kesiapsiagaan Badan Penanggulangan Bencana Dae­rah (BPBD) Kabupaten Bogor Dede Armansyah membenar­kan rilis BMKG yang sudah diumumkan tersebut. “Bahkan, musim hujan sudah dimulai sejak Oktober dan memasuki puncaknya pada Februari 2019,” ungkapnya. Terkait fenomena awan Cu­mulonimbus pada akhir Okto­ber 2018 nanti, lanjut Dede, pihaknya akan secepatnya memberi sosialisasi dan edu­kasi kepada masyarakat. “Hal itu karena hujan yang terlalu lebat dan turun dalam waktu yang cukup lama bisa memicu pergerakan tanah yang bisa mengakibatkan bencana tanah longsor,” terangnya. Seperti biasa, tuturnya, setiap memasuki musim hujan, pi­haknya akan mengeluarkan peringatan kesiapsiagaan untuk seluruh kecamatan (40 keca­matan, red) se-Kabupaten Bo­gor. Surat peringatan itu akan dikeluarkan untuk informasi kepada warga. “Jadi begitu memasuki musim hujan, mekanismenya BPBD secara rutin akan mendapatkan prakiraan terjadinya potensi longsor yang dikeluarkan BMKG. Nantinya peringatan itu akan kita teruskan ke 40 kecamatan. Saat memasuki musim hujan, BPBD akan informasikan ke masyarakat,” paparnya. Dede melanjutkan, untuk daerah rawan longsor di Kabu­paten Bogor secara umum ter­catat di 21 wilayah kecamatan yang memiliki tingkat kerawa­nan tanah longsor mengkha­watirkan. “Di Barat meliputi Kecamatan Sukajaya, Cigudeg, Nanggung, Leuwiliang, Leuwisadeng, Pa­mijahan dan Tamansari. Umum­nya, karena daerahnya berbu­kit dan berada di lereng atau kaki gunung, ditambah faktor geologi wilayah tersebut batu-batuannya banyak mengandung lempung,” jelasnya. Sementara untuk wilayah Selatan, tercatat di Kecamatan Ciawi, Megamendung, Cisarua, Cijeruk dan Cigombong. Se­lanjutnya untuk wilayah Timur yakni Kecamatan Sukamakmur, Tanjungsari dan Cariu. “Inilah 15 dari 21 yang memiliki ting­kat kerawanan longsor cukup tinggi,” pungkasnya. (mul/yos/d/feb/run)

Tags

Terkini