berita-utama

KPK Bidik Konglomerat James Riyady

Sabtu, 20 Oktober 2018 | 09:44 WIB

METROPOLITAN - Babak baru kasus korupsi Meikarta dalam pengusutan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Setelah menangkap sembilan orang, termasuk pejabat Pemerintah Kabupaten Bekasi dan direktur perusahaan, giliran CEO Lippo Group James Riyady, konglomerat Tanah Air, yang dibidik lembaga antirasuah tersebut. Kasus dugaan suap perizinan proyek pembangunan Mei­karta menyeret Direktur Ope­rasional Lippo Group Billy Sindoro. KPK menduga Billy Sindoro bersama dua konsultan Lippo Group, Taryudi dan Fitra, serta pegawai Lippo Group, Henry Jasmen, sebagai pihak yang memberikan suap untuk memuluskan izin proyek pembangunan Meikarta fase pertama. Tak ayal, rumah petinggi Lippo Group, James Riyady, pun jadi sasaran penggeledahan KPK untuk mengusut tuntas kasus dugaan suap izin proyek Meikarta. Pada Kamis (19/10), rumah putra kedua dari kong­lomerat Mochtar Riady itu di­satroni petugas KPK, tepatnya di Apartemen Trivium Terrace. Kabiro Humas KPK Febri Di­ansyah di gedung KPK, Jalan Kuningan Persada, Jakarta Se­latan, mengatakan bahwa peng­geledahan itu dilakukan ka­rena adanya informasi yang didapat KPK. Lelaki yang punya nama lengkap James Tjahaja Riady itu terpaksa masuk bidi­kan KPK untuk diperiksa seba­gai saksi terkait perkara du­gaan suap proyek Meikarta. “Kami perlu lakukan peng­geledahan, selain karena di­duga ada alat bukti di lokasi tersebut, karena KPK sudah mendapatkan informasi. Dan nanti perlu dikonfirmasi dalam proses pemeriksaan saksi ten­tang keterkaitan yang bersang­kutan dalam perkara ini. Kami akan konfirmasi, salah satunya tentu terkait apakah ada per­temuan-pertemuan atau pem­bicaraan-pembicaraan dengan pihak-pihak lain,” papar Febri. Dalam kasus ini, KPK sudah menggeledah sejumlah lokasi. Dari berbagai penggeledahan itu disita sejumlah dokumen, uang hingga barang bukti elek­tronik. ”Pencarian alat bukti akan terus dilakukan,” ujarnya. Dalam perkara ini, KPK telah menetapkan sembilan tersang­ka, yaitu Bupati Bekasi Neneng Hassanah Yasin, Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bekasi Jama­ludin, Kepala Dinas Pemadam Kebakaran Pemkab Bekasi Sa­hat MBJ Nahor, Kepala Dinas DPMPTSP Kabupaten Bekasi Dewi Tisnawati, Kepala Bidang Tata Ruang Dinas PUPR Kabu­paten Bekasi Neneng Rahmi, Direktur Operasional Lippo Group Billy Sindoro, Konsultan Lippo Group Taryudi, Konsul­tan Lippo Group Fitra Djaja Purnama dan pegawai Lippo Group Henry Jasmen. Para tersangka dari jajaran Pemkab Bekasi diduga mene­rima Rp7 miliar terkait perizinan proyek Meikarta. Duit itu dise­but sebagai bagian dari fee fase pertama yang bernilai to­tal Rp13 miliar. Saat konferensi pers pada 15 Oktober lalu, Ketua KPK Laode Muhammad Syarif mengatakan, Direktur Lippo Billy Sindoro disebut sebagai tersangka ut­ama dalam kasus korupsi ter­sebut. Ini setelah karyawan Lippo yang ditahan mengaku mereka telah bertindak atas perintah Billy Sindoro untuk menyuap seorang pejabat tinggi pemerintah kabupaten. Meikarta menjadi proyek prestisius terbaru Lippo Group yang dipimpin James Riady. Proyek kawasan hunian terin­tegrasi itu menyita perhatian lewat nilai investasinya yang fantastis dan ambisi membangun sebuah kota baru. Yakni bagai­mana membangun pusat in­dustri otomotif dan elektronik, juga termasuk hotel bintang lima, pusat perbelanjaan dan universitas dalam satu kawasan terintegrasi. James Riady dipercaya sebagai Chief Executive Officer atau CEO Lippo Group. Pengalamannya dalam berbisnis selama di Ame­rika Serikat menjadi pelajaran berharga baginya dalam mem­besarkan bisnis di Indonesia. Di bawah kepemimpinannya, Lippo menjelma menjadi raksa­sa bisnis. Tercatat, bisnis yang dijalankan Lippo tidak sebatas di bidang properti, tetapi me­rambah ke bidang-bidang lain­nya seperti keuangan, media, telekomunikasi, kesehatan, teknologi informasi hingga TV kabel. Salah satu lini bisnis Lippo Group yang terbesar adalah PT Lippo Karawaci Tbk yang mer­upakan perusahaan properti terbesar di Indonesia. Bisnis-bisnis besar lainnya yang dibawahi Lippo Group antara lain PT Lippo Cikarang Tbk, PT Matahari Department Store Tbk, PT Siloam Hospital Tbk, PT Multipolar Tbk, PT First Media Tbk hingga PT Mata­hari Putra Prima Tbk. Selain itu, James Riady juga mengembangkan bisnis di du­nia pendidikan. Ia mendirikan Sekolah Pelita Harapan dan Universitas Pelita Harapan. James juga pernah mencatatkan namanya sebagai pemberi dana ke Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Dari Lippo Group yang dibe­sarkannya tersebut, nama ay­ahnya, Mochtar Riady, masuk majalah Forbes sebagai salah satu orang terkaya di Indonesia. Besaran kekayaan Mochtar Riady tercatat mencapai US$ 3 miliar atau sekitar Rp45 triliun. Namun siapa sangka bila kini perusahaannya justru tersang­kut kasus suap. (de/feb/run)

Tags

Terkini