METROPOLITAN - Pengoperasian Light Rail Transit (LRT) Jabodetabek terus dikebut pemerintah pusat. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah menargetkan pengoperasian LRT Jabodebek pada pertengahan 2019. Progres pembangunan moda transportasi berbasis rel itu sekitar 46%. Hampir seluruh jalur sudah tersambung dan siap diuji coba tahun depan. Panitia Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Jumardi mengatakan, jalur yang belum terbangun hanya tersisa 500 meter di wilayah Jakarta dan sisanya di Bekasi. “Pembangunan sedang dikebut. Mudah-mudahan pertengahan tahun depan bisa digunakan,” ujarnya, kemarin. Menurutnya, LRT merupakan salah satu proyek strategis nasional untuk menekan beban kemacetan di jalan raya. Di Jawa Barat, LRT melintasi lima daerah, yakni Depok, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Bekasi serta Kabupaten Bekasi. “Depok sudah seluruhnya. Bogor juga demikian, kemudian di Kota Bekasi tinggal beberapa saja seperti halnya di Kelurahan Jakasampurna masih ada sekitar 32 bidang lagi. Kami harap bulan ini segera dibayarkan, termasuk juga di Kabupaten Bekasi,” ungkapnya. Untuk diketahui, moda transportasi massal ini menggunakan teknologi terdepan yakni tanpa masinis. “LRT Jabodebek akan menggunakan sistem driverless dalam pengoperasiannya. Walaupun begitu, tetap akan ada petugas yang memastikan LRT berjalan dengan baik,” demikian yang tertulis dalam keterangan resmi BUMN. Rangkaian LRT Jabodebek ini dapat melaju dengan kecepatan maksimal 100km/jam. Pembuatan teknologi driverless ini merupakan komitmen beberapa BUMN yang tergabung dalam konsorsium pembangunan LRT, sebab proyek pengembangan kereta ini diharuskan untuk memiliki teknologi baru agar ada peningkatan dalam bidang teknologi. (de/feb/run)