berita-utama

Dendam Kesumat, Satu Keluarga Tewas

Rabu, 14 November 2018 | 08:47 WIB

METROPOLITAN - Dari balik jendela, ter­lihat darah berceceran di lantai rumah pasangan Diperum Nainggolan dengan Maya Boru Ambarita. Keduanya dalam kondisi menge­naskan dengan tubuh bersimbah darah. Satpam Sekolah Nasional Satu (Nassa), Rahmat Basuki, mengaku mu­lanya melihat satu keluarga yang ditemukan tewas bersimbah darah pada Selasa (13/11) sekitar pukul 06:30 WIB.­ Saat itu, seorang saksi bernama dr Feby Lofa (35) berteriak me­manggilnya yang tengah berjaga di pos satpam. Tanpa ragu, Rah­mat dengan sigap mengham­piri Feby dan baru mengetahui bahwa penghuni rumah itu tewas bersimbah darah. Kedua korban ditemukan di ruang keluarga. Sedangkan kedua anaknya ditemukan di kamar tidur dengan kondisi mulut di­bekap kain. Kedua anak itu tewas karena kehabisan oksigen. ”Saya melihat dokter memang­gil-manggil tetangga dalam kondisi panik. Kemudian saya hampiri dan saya diajak melihat ke rumah korban,” tutur Rahmat. Rahmat dan Feby pun hanya berani melongok dari jendela samping, yang kebetulan tidak terkunci. Saat daun jendela dibuka, Rahmat melihat pa­sangan suami istri itu dalam kondisi bersimbah darah, te­lentang tak bergerak. Kedua mulut masing-masing korban tertutup bantal. Kemudian Rahmat berupaya mencari kedua anak korban yang masih bocah. Namun, ia dan Feby tak dapat berbuat banyak. Hanya melakukan foto-foto terhadap jasad korban tanpa berani masuk ke rumah korban. Selang beberapa menit, me­reka melaporkan kejadian ter­sebut ke Mapolsek Pondokgede, Polrestro Bekasi Kota. Anggota pun langsung meluncur ke lo­kasi kejadian untuk melakukan penyelidikan. Usut punya usut, rupanya dr Feby yang pertama kali curiga dengan kondisi pintu pagar kos-kosan yang masih terbuka hing­ga pukul 03:30 WIB. Saat Feby akan berangkat kerja pukul 06:30 WIB pun, pintu pagar rumah korban masih terbuka. Padahal, sudah disepakati an­tara pemilik kontrakan dengan penghuni, pintu pagar bakal digembok mulai pukul 23:00 hingga 06:00 WIB. Ketua RT 02 Agus Sani menga­takan, petugas keamanan menga­ku hanya melihat mobil melintas pada pagi hari sebelum laporan adanya temuan tewasnya satu keluarga sekitar pukul 06:30 WIB. ”Ya itu nggak tahu, nggak jelas. Ada mobil cepat lewat kata se­kuriti di sini. Nggak tahunya ada kasus ini. Satu keluarga tewas,” ungkapnya. Agus menjelaskan, keluarga Diperum Nainggolan kesehari­annya beraktivitas menjaga warung kelontong, yang juga sebagai tempat tinggalnya ber­sama satu istri dan dua anaknya. Selain itu, keluarga Diperum juga mengelola sejumlah rumah kontrakan yang berada di bela­kang kediamannya. Kontrakan tersebut diketahui milik kakak kandung Diperum. ”Suami istri mereka (jaga warung, red) yang kerja abang­nya yang punya kontrakan, 28 kamar yang diisi 12 kamar, atas empat bawah delapan,” tandas­nya. Polisi sendiri belum memasti­kan motif pembunuhan sekelu­arga di Bekasi, Jawa Barat. Sejauh ini, dugaan yang muncul me­nyebutkan pembunuhan itu terjadi karena dendam pelaku kepada korban. ”Untuk sementara, dugaan motif bisa juga karena dendam. Namun untuk kepastiannya, kita biarkan para penyidik be­kerja dulu mengungkap kasus ini,” kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Pra­setyo. Polisi ragu pembunuhan itu bermotif ekonomi. Sementara ini, polisi mengidentifikasi hanya mobil SUV korban yang digondol pelaku. Sedangkan uang dan perhiasan yang ada di rumah korban tak dibawa. ”Barang berharga ada bebera­pa yang tidak hilang. Kalung dan beberapa uang tidak hilang,” kata Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Pol Indarto di lo­kasi, Jalan Bojong Nangka 2, RT 02/07, Kelurahan Jatirahayu, Kecamatan Pondokmelati, Kota Bekasi, Jawa Barat. Untuk diketahui, Diperum ting­gal di rumah sekaligus warung sembako yang merupakan milik kakaknya, Douglas. Di area itu juga ada kontrakan milik Douglas. Douglas kini masih diperiksa polisi. Selain dia, ada juga saksi lain yang diperiksa. (de/feb/run)

Tags

Terkini