berita-utama

Pembunuh Dufi Habis Disoraki Warga

Selasa, 11 Desember 2018 | 08:16 WIB

METROPOLITAN – 'Wiw... Wiw...' suara sirene khas mobil polisi nyaring terdengar, sehingga membuat warga Kampung Bubulak Desa Bojongkulur Kecamatan Klapanunggal keluar berhamburan. Tak ayal, dalam hitungan detik Jalan Swadaya Rt 03 Rw 04 yang semula tidak terlalu ramai berubah menjadi kerumunan warga penasaran, menyaksikan langsung reka adegan pembunuhan yang dilakukan Nurhadi, Sari dan Yudi di sebidang kontrakan dengan luas memanjang kurang dari 250 meter yang terdiri dari delapan pintu yang sedikit mengumpat dari keramaian.

Rencana rekontruksi yang bakal dilakukan pihak kepolisian, rupanya sudah sampai ketelinga masyarakat sekitar. Kekejian pelaku yang tega menghabisi nyawa ayah dengan enam anak tersebut, lalu di buang dalam drum berwarna biru di kawasan industri Kampung Narogong, Desa Bambu Kuning, ternyata mengundang empati dari ratusan warga sekitar yang tinggal tidak jauh dari kontrakan berwarna biru dengan sedikit warna kuning sebagai perpaduan warnannya.

Kebencian warga sekitar yang merasa nama baik kampung dan desanya telah tercoreng, lantaran kasus pembunuhan keji tersebut ternyata memicu kebencian teramat mendalam di hati masyarakat Rt 03 Rw 04 Kampung Bubulak. Sorak cacian dari warga yang hadir di tempat kejadian perkara, jelas terdengar menggema di telinga, kala ketiga pelaku pembunahan turun dari mobil petugas menggunakan pakaian orange lengkap dengan tangan di borgol dan wajah tak berdaya. “Wow...pembunuh, wow... huuuhhh,” riuh warga sekitar.

Belasan petugas pengamanan berseragam hitam lengkap dengan senjata laras panjang, diterjunkan pihak kepolisian demi menjaga kondisifitas rekontruksi yang digelar kemarin pagi jelang siang di dua lokasi terpisah. Adegan demi adegan dilakukan pelaku, beserta sejumlah alat peraga yang telah disediakan pihak kepolisian. Sesekali warga bersorak geram kala pelaku mencoba memperagakan perbuatan kejianya dihadapan ratusan pasang mata. “Pembunuh, ya Allah teganya,” sentilan warga saat melihat kekejian ketiganya.

Selesai peragaan di lokasi pembunuhan, polisi kembali mengamankan ketiganya untuk kemudian di bawa kelokasi kedua, tempat dimana ketiganya membuang tong biru berisikan jenazah Abdullah Fithri Setiawan alias Dufi. Setibanya dilokasi kedua, polisi membentangkan garisnya. Sejumlah adegan kembali dimainkan ketiganya, mulai dari menggotong hingga membuang tong berisi jenazah Dufi di semak ilalang yang tingginya berkisar satu meter lebih tersebut.

Puluhan pengguna jalan sengaja menepi, untuk mengetahui apa yang sedang terjadi. Warga sekitar juga turut hadir untuk menyaksikan lebih dekat, tingkah bejat ketiganya yang tega menghilangkan nyawa manusia. Total 28 adegan sukses dipergakan ketiganya di dua lokasi kejadian berbeda. Namun sayang, hingga berita ini diterbitkan, pihak Polres Bogor dan Polsek seperti enggan memberikan keterangan lebih lanjut, bahkat terkesan saling lempar saat ditanya awak media mengenain motif dan informasi lainnya tentang peristiwa berdarah tersebut. “Saya tidak berani beri informasi, belum ada izin dari Polres,” kilah Kapolsek Klapanunggal AKP Bimantoro Kurniawan, saat dimintai keterangan.

Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP A M Dicky juga melakukan hal yang sama dengan apa yang dilakukan Bimantoro. Ia justru melemparkan keterangan ke Polda Jawa barat

"Konfirmasi ke Bidang Humas Polda Jawa Barat saja kalau untuk kasus itu," singkatnya saat dikonfirmasi melalui aplikasi chat android whatsapp, kemarin siang.

Terpisah, Kabid Humas Polda Jabar Komisaris Besar Trunoyudo yang dikonfirmasi justru  meminta para pewarta untuk berkoordinasi dengan kepolisian wilayah Polres Bogor. Menurutnya, kasus pembunuhan mantan wartawan Dufi dapat diselesaikan di tingkat Polres.

“Langsung saja ke Polres yang melakukan rekonstruksi,”singkatnya. (ogi/d/feb)

Tags

Terkini