berita-utama

Warga Sekampung Hilang Ditelan Longsor

Rabu, 2 Januari 2019 | 08:05 WIB

METROPOLITAN - Baru saja adzan magrib berkumandang,  dentuman suara terdengar memekakan kuping. Dalam hitungan  tak kurang dari tiga menit,  gemuruh  aliran air disertai lumpur seketika menerjang Kampung Cimapag di Cisolok, Sukabumi. Tepat di malam pergantian tahun (31/12/18), teriakan warga meminta tolong riuh bersahutan hingga sayup sayup hilang ditelan longsoran batu dan lumpur.

31 Desember 2018, sebagian warga Kampung Cimapag, Desa Sirnaresmi, Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi beraktivitas seperti biasa. Tak ada yang menyangka bencana longsor bakal menerjang pemukiman yang dikeliling area pertanian.

Getaran hebat dirasakan warga yang tinggal di area kampung adat tersebut. Tiang listrik bergoyang kuat. Sebagian r warga yang tengah beristirahat langsung berlarian kesejumlah arah. Namun mereka yang berada di dalam rumah tak bisa berbuat banyak saat empasan tanah longsor mengubur rumah dan tubuhnya hidup hidup.

"Tiang listrik yang menuju Kedusunan Garehong bergoyang kuat, saya cuma bisa baca-baca doa. Tidak lama ada teriakan dari arah jalan setapak menuju Kedusunan Garehong. Rumah yang sebelumnya menghampar itu tertimbun tanah," kata Aeni (30), warga Kadusunan/Desa Cimapag, Kecamatan Cisolok.

Suasana duka langsung menyelimuti kampung yang termasuk kawasan kasepuhan kampung adat. "Ada yang memanggil nama kerabatnya. Situasinya benar-benar mencekam, tanpa kami bisa berbuat sesuatu karena dihantui rasa takut longsor susulan," tuturnya.

Suara gemuruh besar juga dirasakan Lili, Kepala Dusun IV, Kampung Cimapag. Lili menyebut suara menggema ini terdengar hingga sejauh sekitar satu kilometer. "Suaranya sampai jauh terdengar, warga yang tinggal di luar kampung ini juga langsung berdatangan ke lokasi. Jalan setapak dipenuhi motor. Saya kondisi masih bingung juga harus bagaimana, akhirnya saya milih nenangin warga," tutur Lili. Sebelumnya, hujan deras mengguyur wilayah Desa Sirnaresmi dan sekitarnya. Curah hujan yang tinggi di areal hutan dan persawahan mengakibatkan longsor besar tersebut.

Berdasarkan data dari Posko Tanggap Darurat Desa Sirnaresmi hingga Senin pukul 10.00 WIB tercatat terdapat 32 kepala keluarga (107 jiwa) terdampak longsor.

Kepala Seksi Kedaruratan sekaligus Pusdalops Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, ‎‎Budi Budiman Wahyu mengatakan hingga pukul 19.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia tercatat sebanyak 15 orang. Bahkan masih banyak korban yang belum ditemukan akibat tertimbun material longsoran.

"Korban saat ini 15 orang meninggal dunia, 3 orang luka-luka, 20 orang belum ditemukan, dan 63 orang selamat dari bencana longsor,"kata Budi, Selasa (1/1).

Dari 15 korban meninggal dunia, Tim Disaster Victim Identification (DVI) Biddokkes Polda Jabar telah berhasil mengidentifikasi 9 orang telah teridentifikas

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kasbani menyatakan, ada tiga faktor yang bisa menyebabkan longsor di Cisolok, Sukabumi. Faktor penyebab terjadinya gerakan tanah itu diperkirakan hujan dengan intensitas tinggi yang turun sebelum kejadian gerakan tanah, kemiringan lereng yang terjal. "Serta material penyusun lereng yang bersifat poros dan mudah menyerap air," ujarnya.

Lokasi longsor di daerah Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat merupakan perbukitan dengan dengan kemiringan lebih dari 30 derajat atau termasuk lereng terjal hingga sangat terjal. Lokasi bencana berada pada ketinggian lebih dari 650 - 800 meter di atas permukaan laut. Disebelahnya terdapat alur sungai kecil.

Berdasarkan Peta Potensi Terjadi Gerakan Tanah Kabupaten Sukabumi Desember 2018 keluaran PVMBG, daerah bencana sebagian besar masuk ke dalam Zona Kerentanan Gerakan Tanah Menengah - Tinggi. "Artinya daerah ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan di atas normal," ujarnya lewat keterangan tertulis, Selasa 1 Januari 2019.

Gerakan tanah itu terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan dan gerakan tanah lama dapat aktif kembali. (de/feb/run)

Tags

Terkini