METROPOLITAN - Curah hujan yang tinggi menyebabkan atap gedung SDN Neglasari 05 di RT 02/05, Desa Neglasari, Kecamatan Dramaga, Kabupaten Bogor, roboh sekitar pukul 03:00 WIB.
Robohnya tiga ruang kelas dan satu ruang guru itu diduga konstruksi baja ringan pada atap sekolah yang tidak kuat menahan derasnya hujan. Proses belajar mengajar siswa pun terpaksa diliburkan pihak sekolah sampai Senin (28/1). Plt Kepala SDN Neglasari 05 Mirta mengungkapkan, atap sekolah yang merobohkan empat ruang sekolah itu terjadi sekitar pukul 03:00 WIB. Gedung itu merupakan bangun tahun 2009. Jika melihat kondisinya, diakibatkan atap konstruksi yang tak kokoh. Lantaran khawatir membahayakan komite sekolah pun sepakat mesiswa, pihak sekolah bersama liburkan siswa. Proses belajar mengajar akan efektif lagi pada Senin (28/1). ”Empat ruang kelas roboh yakni kelas I, II, V dan ruang guru,” ujar Mirta kepada Metropolitan. Usai empat ruang sekolah roboh, sambung Mirta, pihak sekolah sudah melaporkan kejadian tersebut ke muspika dan Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor. Dari Dinas Pendidikan bersama camat dan kepala desa sudah meninjau lokasi. ”Rencananya Sabtu (26) pihak sekolah bersama komite dan warga bakal kerja bakti dengan menurunkan atap sekolah yang roboh,” ungkapnya. Mirta menambahkan, di musrembang tingkat kecamatan, pihak sekolah juga sudah mengusulkan agar SDN Neglasari 05 dibangun dua lantai. Namun belum terealisasi hingga akhirnya atap sekolah roboh. Saat ini jumlah siswa SDN Neglasari 05 ada 418 siswa dengan 14 guru. ”Sampai menunggu gedung sekolah diperbaiki Dinas Pendidikan, proses belajar siswa bakal dibagi dua shift,” katanya. Sementara itu, Ketua Komite SDN Neglasari 05 Ukar Sukarya (47) mengaku sangat prihatin adanya gedung sekolah yang roboh. Jika Pemerintah Kabupaten Bogor peka akan kondisi sekolah yang sudah tidak layak huni, tidak akan ada gedung sekolah yang roboh. Apalagi robohnya sekolah diakibatkan konstruksi atap gedung sekolah yang tidak kokoh hingga menyebabkan atap roboh. ”Ke depan harus menjadi perhatian Dinas Pendidkan sebagai pengawas dalam menentukan material gedung sekolah. Jangan sampai bangunan baru cepat rusak atau roboh,” pintanya. Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pendidikan Kota Bogor Lutfi TB Luthfie Syam mengaku sudah memerintahkan stafnya untuk mengecek kondisi sekolah tersebut. Jika melihat kejadiannya diakibatkan bencana alam. Namun yang penting bagaimana proses belajar akan tetap berlangsung, sehingga harus ada penanganan darurat yakni menyiapkan ruang untuk proses belajar mengajar. “Dikhawatirkan di sekolah tersebut tidak cukup menampung proses belajar mengejar. Secepatnya mencari lokasi lain untuk menampung proses belajar anak. Apalagi mereka bakal menghadapi ujian sekolah,” katanya. panjangnya, sambung Lutfi, Disdik bakal memperbaiki atap bangunan. Sebab, kondisi bangunan sekolah yang roboh masih layak digunakan. “Pembangunan sekolah baru butuh waktu yang lama dengan biaya yang cukup besar. Kita akan perbaiki atapnya saja agar bisa ditempati. Apalagi biaya perbaikan atap tidak besar, hanya Rp200 juta,” ungkapanya. Menurutnya, sumber anggaran perbaikan atap SDN Neglasari 05 bisa diambil dari pos APBD, Dana Alokasi Khusus (DKA), Tata Kelola dari APBN atau dana CSR. Data Disdik, ruang kelas yang rusak ada 529 dari 1.543 gedung SDN di Kabupaten Bogor. Bukan hanya perbaikan ruang kelas, tetapi adanya penambahan ruang kelas baru 350 ruang. Ia berharap pada 2019, Provinsi Jabar tidak hanya membantu buku pelajaran dan mebeler saja, tetapi lebih menyentuh ke bantuan sarpras seperti ruang kelas dan gedung sekolah. (ads/c/feb/run)