METROPOLITAN - Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok resmi jadi kader PDIP setelah melakukan pertemuan tertutup dengan sejumlah petinggi PDIP di Bali. Tiba-tiba Ahok mengenakan jas merah PDIP saat keluar ruang sekretaris PDIP Bali di kantor DPD PDIP Bali, Denpasar, Jumat (8/2).
Hampir satu jam mengadakan pertemuan tertutup tersebut. Dalam kedatangan BTP ke kantor PDIP Bali, juga terlihat Gubernur Bali Wayan Koster, Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati, Dewan Pertimbangan PDIP Bali I Nyoman Adi Wiryatama serta para anggota lainnya.
Ahok atau BTP menyampaikan bahwa dirinya sudah resmi menjadi anggota kader PDIP. Ia juga menyampaikan bahwa ia memilih PDIP karena sesuai idelogi perjuangannya. ”Memang hal ini sesuai segaris ideologi perjuangan saya. Kebetulan saya jalan-jalan saja. Saya mau jalan-jalan 2,5 bulan. Wajar kan sebagai manusia biasa 20 setengah bulan dikurung. Iya saya ingin jalan-jalan 2,5 bulan,” ujarnya.
Saat ditanya apakah sudah berkomunikasi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, BTP dengan singkat menjawab. ”Sudah berkomunikasi,” imbuhnya. Sementara Dewan Pertimbangan PDIP Bali I Nyoman Adi Wiryatama menyampaikan, BTP sudah menjadi anggota resmi sejak 26 Januari 2019 lalu dan sudah memiliki kartu anggota kader PDIP.
”Tanggal 26 Januari sudah resmi, beliau selaku anggota PDIP bersilaturahmi dengan anggota PDIP di Bali. Jadi sambil beliau keliling dan bersilaturahmi ke kantor PDIP di Bali sebagai satu wadah,” ujarnya.
Untuk diketahui, perjalanan politik Ahok bermula dari Belitung Timur pada 2004. Kala itu Ahok bergabung dengan PIB dan menjabat ketua DPC. Dengan kendaraan PIB, ia mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dan terpilih menjadi anggota DPRD Belitung Timur periode 2004- 2009. Ahok tak lama duduk di DPRD Belitung Timur.
Pada 2005, ia maju ke Pilkada Belitung Timur. Ahok, yang berduet dengan Khairul Effendi, terpilih menjadi Bupati dan Wakil Bupati Belitung Timur. Tak sampai menyelesaikan masa baktinya, pada 2007, Ahok mengundurkan diri dan maju dalam Pilgub Bangka Belitung, tapi kali ini ia gagal. Gagal di Pilgub Bangka Belitung, Ahok kembali maju sebagai caleg dan terpilih jadi anggota DPR RI pada 2009. Kali ini ia berkendaraan Partai Golkar.
Ia pun duduk di Komisi II DPR sampai kemudian mengundurkan diri menjelang Pilgub DKI 2012. Jelang pilgub DKI 2012, dinamika politik yang sangat liar mengantar Ahok menjadi cawagub pendamping Jokowi. Jelang pilgub DKI, Ahok mengundurkan diri dari Golkar dan maju diusung PDIP dan Gerindra.
Singkat cerita, Jokowi-Ahok menang pilgub DKI. Di kemudian hari, Jokowi maju di pilpres 2014 berpasangan dengan Jusuf Kalla. Karier politik Ahok makin meroket dengan menjadi gubernur DKI Jakarta. Ia kemudian didampingi Djarot Saiful Hidayat sebagai wagub DKI. Di tengah jalan, terjadi dinamika politik yang membuat Ahok akhirnya mundur dari Gerindra.
Ahok-Djarot kemudian melanjutkan langkah politik berpasangan di pilgub DKI 2017. AhokDjarot kali ini didukung PDIP, Nasdem, Golkar dan Hanura. Panasnya suhu politik memuncak mendekati penghujung 2016. Sampai kemudian dalam sebuah kunjungan ke Kepulauan Seribu, Ahok menyinggung tentang Surat Al-Maidah. Setelah itu, Ahok dilaporkan atas dugaan penistaan agama. Dalam kasus itu, Ahok dinyatakan terbukti bersalah dan divonis hukuman 2dua tahun penjara. Ahok pun bebas murni pada 24 Januari 2019. (de/feb/run)