METROPOLITAN - Jelang pemilihan presiden dan pemilihan legislatif (pilpres dan pileg), Bogor menjadi sorotan banyak pihak. Hal itu lantaran Bogor memiliki 3,5 juta Daftar Pemilih Tetap (DPT). Dengan demikian, wilayah Bogor pun memiliki potensi konflik untuk pilpres maupun pileg. Dandim 0621/Kabupaten Bogor, Letkol Inf Harry Eko Sutrisno mengatakan, tidak ada zona yang memiliki potensi konflik signifikan di Kabupaten Bogor jelang pilpres dan pileg 2019 ini. Menurutnya, semua wilayah di Kabupaten Bogor memiliki potensi yang sama dan patut diwaspadai oleh pihaknya. ”Tidak ada yang khusus, tidak ada zona yang lebih potensinya, tidak. Semua harus memiliki antisipasi yang sama,” ungkap Harry dalam giat Silaturahmi Dandim 0621 dengan para insan pers se-Kabupaten Bogor. Ia menjelaskan, walaupun selama ini pihak TNI bersama Polri mampu mengamankan pilkada di Kabupaten Bogor, namun masa pemilu tidak bisa dianggap sepele terkait potensi ancaman. Sebab, penduduk Kabupaten Bogor cukup besar sehingga jadi incaran para caleg dan potensi-potensi konflik pasti ada. ”Dapil Bogor memiliki sekitar 3,5 juta DPT sehingga potensi-potensi konflik itu pasti ada. Tentunya kita harus bisa mewaspadai, bahwa TNI selalu membantu Polri menjaga keamanan wilayah dengan cara menerjunkan semaksimal mungkin personel yang kita miliki,” ungkapnya. Selain itu, saat ini tidak ada zona titik rawan. Tetapi apa yang telah terjadi pada pilkada maupun pemilihan kepala desa tahun lalu, menjadi acuan dalam melakukan pengamanan pilpres tahun ini. Ia melanjutkan, meski tidak terlalu mengalami gangguan keamanan ketertiban masyarakat (kamtibmas) selama jelang pesta rakyat lima tahunan di tingkat Kabupaten Bogor kali ini, pihaknya mengaku tidak boleh lengah dan tetap waspada dengan segala kemungkinan yang ada. (tib/mam/run)