METROPOLITAN - Istri dari Zulfirman sempat menuliskan curhatan di akun Facebook miliknya. Pemilik akun bernama Alta Marie ini mengabarkan kalau anak dan suaminya selamat, namun mendapatkan beberapa luka tembak. ”Suami saya Zulfirman Syah dan anak, keduanya hidup, tapi terluka. Keduanya ditembak dalam serangan hari ini di Linwood Islamic ceter di Christchurch, Selandia Baru (di mana kami baru saja pindah 2 bulan yang lalu).
Suami saya, Jul, ditembak di beberapa tempat dan memiliki lubang di paru-parunya (dari apa yang saya dengar) meskipun saya belum melihat dia karena dia masih dioperasi,” ungkap Alta Marie memulai curhatannya. Keduanya tertembak di Linwood Islamic Center di Christchurch, Selandia Baru. Zulfirman mendapatkan beberapa luka tembak di tubuhnya dan paru-parunya dikabarkan bocor. Sementara anaknya ditembak di bagian kaki dan punggungnya. ”Aku baru-baru ini bertemu dengan anak laki-laki saya, yang memiliki luka tembak di kaki dan punggung. Dia trauma, tapi kita semua hidup. Terima kasih atas doa dan pesan-pesan kekhawatiran anda,” ujarnya menutup postingannya. Alta Marie memosting curhatan ini pada lima jam lalu, tepatnya pukul 11:37 WIB. Lantas pada kolom komentar postingan tersebut mengalir doa kepada keluarga yang baru saja pindah ke Selandia Baru sejak dua bulan lalu ini. ”Semoga dikuatkan... Disembuhkan.... Allah selalu ada untuk hati yang yakin. Peluk mbaak,” tulis akun Richanah Hanif. ”Semoga anak dan suami cepat pulih... ikut prihatin dgn apa yg menimpa,” kata akun Sunny Sunny. ”Semoga Allah permudah proses pengobatannya. #ComeBackStronger,” ujar akun Mulkan Arsyuddin. Pria yang akrab disapa Zul ini merupakan anggota Sakato Art Community yang berbasis di Jogjakarta. Ia tercatat sebagai anggota aktif. Salah satu sahabatnya, Erizal, mengatakan, alasan kepindahan Zul ke Selandia Baru karena istrinya baru saja direkomendasikan pindah ke sana. “Pindah ke Selandia Baru karena istrinya Zul dapat rekomendasi atau peluang besar kerja di Selandia Baru dari Negara Amerika. Karena istrinya kerja di sana sesuai rekomendasi, jadi ikut menemani,” katanya. Erizal menuturkan, dia dan Zul sudah kenal sejak di SMSR Padang hingga kuliah di ISI Jogjakarta. “Angkatan saya sejak dari SMSR Padang, terus 1997 kuliah di ISI Jogja dan tamat, kemudian menetap di Jogja,” paparnya. Sebagai pelukis asli minang, Zul sering bergabung dengan komunitas minang di Jogjakarta. Pembantu Rektor III ISI Jogjakarta, Anusapati, membenarkan Zulfirman Syah merupakan alumni ISI Jogjakarta. ”Benar, jurusan Seni Murni,” jelasnya. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi setelah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wellington, Selandia Baru, menyampaikan ada enam WNI saat terjadi penembakan. “Saat terjadi penembakan, ada enam WNI di masjid itu. (mer/mam/py)