berita-utama

Tak Direstui Orang Tua Sampai Biasa Hadapi Perompak

Selasa, 9 April 2019 | 07:54 WIB

METROPOLITAN - Berprofesi sebagai nakhoda kapal sangatlah tidak mudah. Sebab, menjadi nakhoda harus berjiwa besar dan tangguh. Meski begitu, profesi yang lazim digeluti pria ini dapat ditaklukkan nakhoda cantik Agustin Nurul Fitriyah. Siapa sangka, Agustin Nurul Fitriyah mampu menjadi nakhoda di sebuah kapal MT Merbau. Nakhoda kapal tanker perempuan pertama asal Indonesia itu membawa bobot Bahan Bakar Minyak (BBM) yang cukup banyak ke pelosok Nusantara. Agustin boleh dibilang wanita yang cukup langka. Karenanya, Indonesia baru mempunyai satu nakhoda wanita di kapal tanker. Agustin bekerja untuk Pertamina pertama kalinya sejak 2007. Ia mengangkut ribuan liter BBM untuk didistribusikan hingga ke sudut-sudut pulau di wilayah Indonesia. Selepas lulus di sekolah PIP, Agustin pun berlayar menjadi mualim di kapal penyeberangan Merak-Bakauheni. Namun, siapa sangka ia sempat banting setir menjadi dosen di Universitas Hang Tuah. Walaupun posisinya saat itu telah menjadi dekan, namun panggilan jiwanya ingin tetap melaut. Lalu Agustin sekolah ahli Nautika 2 dan akhirnya bekerja di Pertamina. Cita-citanya pun tercapai menjadi nakhoda di kapal tanker, sebab Agustin mempunyai niat yang kuat untuk mencapai cita-citanya tersebut. Bahkan di balik kesuksesannya mewujudkan cita-citanya, ia sempat ditentang keluarga. Terutama sang bunda karena profesi pelaut identik dengan pekerjaan lakilaki. ”Saya di atas laut ini berjuang untuk keluarga. Dengan kenyamanan finansial yang saya dapat, saya bisa membahagiakan keluarga dan bisa bertemu kapan saja,” kata Agustin. Sementara itu, berurusan dengan perompak sudah menjadi hal biasa dirasakan Agustin. Sejak menjadi nakhoda kapal tanker Pertamina pada 2009, ia sudah sering bertemu perompak di lautan. Namun ia tetap bersyukur, sejauh ini tak ada perompak yang sampai mengambil nyawa anak buahnya. Malah ia yang berhasil membuat perompak-perompak itu kabur. Mahalnya harga minyak bumi yang dibawa kapal tanker kerap menjadi incaran perompak. Apalagi kapal tanker itu pun membawa uang operasional dan upah nakhoda yang jumlahnya tak sedikit. Isi kapal itu pun memiliki risiko lain. Jika sampai bocor, tak hanya mengotori lautan, namun juga berpotensi meledak. Nyawa Agustin dan anak buahnya menjadi taruhan. “Sama seperti kita tidur di atas bom,” ucapnya. (anv/aa/rez/run)

Tags

Terkini