berita-utama

6 Jam nggak Bergerak di Jalur Puncak

Senin, 10 Juni 2019 | 12:08 WIB

”Sudah ini-itu tetap saja macet. Ini kan tidak hanya wisatawan yang ke Puncak, tapi juga me­reka yang lewat saja mau ke Ci­anjur hingga Bandung. Kalau itu (Jalur Puncak II, red) sudah ada, mereka bisa langsung. Didorong lah ke pemerintah pusat agar mengerti kondisi ini dan segera realisasikan pembanguan Pun­cak II,” pintanya saat ditemui Metropolitan di kawasan Puncak, Minggu (9/6).

Menurutnya, Pemerintah Ka­bupaten (Pemkab) Bogor sulit bisa merealisasikan proyek am­bisius itu sendirian. Sebab, ang­garan untuk membangun jalan di sepanjang 46 kilometer itu sangat fantastis, mencapai Rp1,25 triliun. Hingga pertemuan be­berapa waktu lalu dengan Ke­menterian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPera), pihaknya belum mendapatkan sesuatu yang real untuk Puncak II.

Kendala bangkitan wilayah Puncak II jadi kawasan pemu­kiman disinyalir jadi batu sandun­gan pemerintah pusat terkesan menunda-nunda proyek tersebut. Namun AY, sapaan karibnya, meyakinkan pusat bahwa jalur tersebut sesuai Rencana Tata Ruang Kota (RTRW) merupakan kawasan wisata dan bukan untuk pemukiman.

Menurutnya, kini tinggal ba­gaimana keinginan pemerintah untuk membangun jalan terse­but. Sebab, lahan sudah tersedia hasil hibah para investor dan pemilik lahan pada masa kepe­mimpinan Bupati Rachmat Yasin.

”Saya sih keukeuh ya. Itu paling masuk akal. Kita fasilitasi wisa­tawan dan pemudik tapi warga Puncak tidak terfasilitasi. Apal­agi Puncak II juga bakal merangs­ang pertumbuhan ekonomi di wilayah itu. Alamnya nggak ka­lah bagus dengan jalan utama Puncak. Saya juga jamin di sana RTRW-nya bukan untuk pemu­kiman, tapi untuk wisata. Jadi kekhawatiran pusat soal itu ha­rusnya tidak ada,” pungkas AY. (ryn/yos/d/mam/run)

Halaman:

Tags

Terkini