Gusti Nu Agung. Bau ya Allah...,” pekik warga saat melihat jasad Fira (8) terbungkus kantong mayat berwarna oranye dibopoh warga sekitar dan aparat kepolisian menuju ambulans, Selasa (2/6) malam. Setelah dilaporkan hilang sejak Sabtu (29/6) sore, tangis keluarga pun tak terbendung saat melihat siswa kelas dua SD itu ditemukan terbujur kaku dalam bak mandi dengan ditutup tutup ember di kontrakan milik neneknya di Kampung Cinangka, RT 02/02, Desa Cipayunggirang, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, kemarin sore.
PEREMPUAN cilik bernama lengkap Fira Angela Nurhidayah itu tewas mengenaskan setelah menghilang kurang lebih tiga malam. Saat ditemukan sekitar pukul 17:30 WIB, pakaian yang digunakan pun masih sama dengan pakaian yang dikenakan saat dilaporkan menghilang, yakni mengenakan dress dengan warna putih di bagian atas dan warna pelangi di bagian bawahnya.
Penemuan mayat Fira berawal dari bau busuk yang keluar dari kontrakan neneknya, yang berlokasi tidak jauh dari tempat tinggalnya. Lantaran kecurigaan warga atas aroma busuk yang menyengat, kontrakan yang kala itu terkunci dibuka paksa warga. Alhasil, warga menemukan mayat Fira yang sudah membusuk terbungkus selimut berwarna biru.
Warga yang kaget melihat jasad Fira membusuk dan berbalut selimut biru di kamar mandi, dengan sigap melaporkan kejadian itu kepada pihak berwenang. Tetangga korban, Neneng (39), mengatakan bahwa Fira dikabarkan menghilang sekitar lima hari lalu saat bermain dengan teman sebayanya yang tak jauh dari rumahnya.
Neneng beserta warga lainnya juga sempat membantu mencari Fira yang menghilang tiba-tiba. Bahkan pihak pemerintah desa setempat juga sempat membantu pencarian anak semata wayang tersebut. “Lagi main terus hilang tidak pulang-pulang. Kejadiannya hari Jumat sore, lagi main sama temannya,” katanya kepada Metropolitan, kemarin.
Lantaran ditemukan di rumah kontrakan yang sedang dihuni, kecurigaan warga pun sontak tertuju pada penghuni kontrakan tersebut. Terlebih penghuni kontrakan itu memang tidak terlihat sejak awal Fira dikabarkan menghilang. “Yang ngontraknya namanya Yanto. Dia pendatang dan seorang penjual bubur,” terangnya.
Kepala Desa Cipayunggirang Sribudy Sayekti membenarkan adanya kejadian tersebut. Bahkan pihaknya juga sempat menurunkan sejumlah petugas desa untuk membantu mencari Fira bersama warga. “Iya, kejadian ini memang benar adanya. Kami juga sempat mengawal dan mencari Fira bersama warga,” bebernya.
Ditemukannya Fira dibenarkan Kapolsek Megamendung AKP Asep Darajat, yang mengatakan bahwa awalnya menerima informasi soal hilangnya anak kecil di wilayah Cinangka, Megamendung, sejak Sabtu sore, namun belum ditemukan. “Lalu tadi sore, kami dapat laporan dari warga, ketemu sosok mayat dalam bak mandi sebuah kamar. Kita ke TKP (Tempat Kejadian Perkara, red), ternyata benar ada sosok mayat anak perempuan,” katanya saat dikonfirmasi Metropolitan, kemarin.
Pihaknya juga membenarkan bahwa mayat tersebut merupakan jasad Fira yang hilang selama tiga hari. Polisi pun langsung melakukan olah TKP serta menginterogasi keluarga dan beberapa saksi. “Di rumah neneknya yang dikontrakkan itu lagi kosong. Warga curiga ada bau tak sedap,” ujarnya.
Hingga kini pihaknya belum dapat menetapkan tersangka dalam pembunuhan sadis itu. Selain olah TKP dan interogasi keluarga, autopsi pun dilakukan terhadap mayat untuk mengetahui kemungkinan adanya luka pada tubuh korban. “Belum kita tetapkan (tersangka, red). Masih proses penyelidikan. Soal pengontrak juga harus dibuktikan dulu, karena yang bersangkutan juga hilang tak lama setelah korban hilang,” tandas Asep.
Sejauh ini, kepolisian juga belum membawa barang bukti dan baru menginterogasi beberapa orang dari pihak keluarga. Apalagi orang tua korban yang terlihat syok mengetahui putri kesayangannya itu harus meregang nyawa secara tragis. “Pemeriksaan sambil jalan karena orang tua masih berkabung ya,” tuntasnya. (ogi/ryn/d/mam/run)