berita-utama

Darmawan Berjuang Melawan Hidrosefalus

Senin, 22 Juli 2019 | 09:43 WIB

METROPOLITAN - Isak tangis Darmawan Saputra semakin kencang kala sejumlah orang masuk ke rumahnya. Balita berusia dua tahun itu harus berjuang keras melawan penyakit yang dideritanya, yakni hidrosefalus. Kondisi penumpukan cairan dalam otak membuat kepala Darmawan kian membesar.

 Anak pasangan Yeni Kur­niasih dengan Wahyudin Karta Negara itu menderita hidrosefalus sejak umurnya dua bulan, sejak masa kelahi­rannya. Yeni Kurniasih ber­cerita, semula kelahirannya tak ada yang berbeda.

Darmawan terlahir seperti anak biasa pada umumnya. Namun semua itu berubah saat Darmawan berumur tiga bulan. Lingkar kepala Darmawan yang semula 30 sentimeter mening­kat drastis menjadi 54 senti­meter. Yeni yang saat itu kha­watir langsung membawa buah hatinya itu ke Rumah Sakit (RS) Ciawi untuk mendapat perawatan.

Alhasil, bayi mungil tersebut divonis dokter menderita hi­drosefalus. Lantaran keterba­tasan biaya dan pengetahuan, Darmawan pun hanya men­jalani perawatan tradisional. Dari balai pengobatan ke pengobatan lain sudah di­coba Yeni. Namun, keberun­tungan belum menghampiri sang buah hati. Ironisnya, perhatian pemerintah kala itu sama sekali tak didapatnya. Bahkan pemerintah wilayah setempat tampak membiar­kannya.

Suatu saat, wanita kelahiran Bogor, 22 Desember 1994, itu membawa Darmawan ke po­syandu terdekat untuk menda­pat imunisasi layaknya balita pada umumnya. Namun sayang, Darmawan kecil tidak bisa mendapat perawatan lantaran keadaannya yang terbilang berbeda dengan balita lain. Yeni yang kala itu terpukul dengan ucapan pe­tugas posyandu pun hanya bisa berlinang air mata.

“Tidak ada perhatian sama sekali dari pemerintah. Jang­ankan pemerintah, pihak pengurus lingkungan seper­ti RT, RW, lurah juga sama sekali tidak ada. Awal mula ada perhatian itu saat saya mencoba memberanikan diri datang ke posyandu. Na­nyain apa bisa anak saya ikut imunisasi. Ternyata kata bidan posyandu, tidak bisa ini khu­sus anak sehat saja. Mungkin saya salah paham, di situ saya langsung lari dan nangis di rumah. Dari situ para bidan nengok keadaan dede (Dar­mawan, red). Dari situ baru ada perhatian dari kesehatan sekitar,” tuturnya kepada Met­ropolitan, kemarin.

Sejak kejadian tersebut, per­hatian pun mulai berdatangan. Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor pada Jumat (19/7) datang menghampirinya un­tuk menjenguk Darmawan di Kampung Wangun Cibalok, RT 04/06, Kelurahan Sindangs­ari, Bogor Timur. Dinkes yang kala itu terkejut melihat kon­disi Darmawan langsung membawanya ke RS PMI un­tuk ditangani. Mendapat pe­rawatan selama dua hari, Darmawan langsung dirujuk ke RS Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat untuk mendapat perawatan lebih intensif.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Bogor Ru­baeah membenarkan adanya kejadian tersebut. Ia menga­ku bahwa Darmawan kini sudah mendapat perawatan yang lebih baik. “Pasien ini menderita hidrosepalus sejak lahir. Sudah ditangani tim Dinkes melalui Puskesmas Pulo Armyn. Semua kita lay­ani, mulai dari pelayanan kesehatan sampai kartu BPJS. Intinya semuanya sudah kita layani, dengan sejumlah pihak,” ujarnya.

Meski bukan asli warga Kota Bogor, sambungnya, Dinkes juga sempat merujuk Darma­wan ke RS PMI pada Jumat (17/7) lalu untuk mendapat perawatan lebih baik. Mungkin saat ini pasien sedang dalam penanganan di RS Cipto Mangunkusumo. “Meski bukan warga Kota Bogor, tetapi tetap kami coba fasilitasi untuk mendapatkan pelayanan,” tutupnya. (ogi/d/mam/run)

Tags

Terkini