METROPOLITAN - Siapa sangka, Sabtu (20/7) lalu jadi pertemuan terakhir Endang Supandi bersama anak sulungnya, AUS (22), yang pamit untuk daftar kuliah program S1 di Bogor. Namun, nyatanya wanita berkulit kuning langsat itu telah menjadi korban pembunuhan sadis di Sukabumi dengan kondisi mengerikan.
Kepala Polres Sukabumi Kota AKBP Susatyo Purnomo Condro mengaku pihaknya masih mendalami dan menyelidiki perkara mayat yang ditemukan tidak wajar tersebut. Autopsi terhadap jenazah pun sudah dilakukan pada Senin malam. Jenazah itu diduga korban tindak kekerasan. Pihaknya kini masih mendalami dan menyelidiki perkaranya. "Hasil autopsi sudah diketahui, sekarang kami masih mencari pelakunya," kata Susatyo saat dikonfirmasi, Selasa (23/7).
Polisi melakukan serangkaian penyelidikan guna membuat terang kasus kematian AUS. Polisi mengungkapkan bahwa wanita lulusan D3 IPB itu menjadi korban pembunuhan. Bahkan, Polres Sukabumi Kota menerjunkan tim khusus untuk mengusut tuntas perkara tersebut. "Kita turunkan dua tim, buser dan tim khusus, untuk menggarap peristiwa 338 (pembunuhan, red) ini. Kasus AUS tentunya menjadi atensi kami," kata Kasatreskrim Polres Sukabumi Kota AKP Rizaldi Satria.
Rizaldi dan timnya masih mengumpulkan keterangan saksi serta petunjuk lainnya untuk mengungkap kasus pembunuhan tersebut. Selain itu, polisi juga menelusuri jejak AUS sebelum ditemukan tak bernyawa dengan kondisi mengenaskan di tepi sawah. Keterangan keluarga menyebutkan bahwa AUS mengabari akan naik angkutan umum. Setelah itu, AUS tak ada kabar. "Dugaan kami sementara, setelah korban menaiki mobil itu komunikasi hilang," ujar Rizaldi.
Rizaldi juga mengaku saat ini pihaknya masih fokus menggali keterangan dari keluarga dan teman-teman korban. Sejumlah teman korban saat ini masih dimintai keterangan. "Masih kita tanyai seputar keberadaan korban, belum berstatus saksi. Di antara mereka ada yang bersama korban sebelum kejadian. Belum ada perkembangan terbaru, nanti kita kabari kalau sudah ada update progres terbaru," imbuhnya.
Sementara itu, dokter forensik Nurul Aida Fathia menyebut luka yang diderita korban akibat adanya kekerasan tumpul. "Tidak ditemukan bekas senjata tajam, hanya ada kekerasan tumpul, bukan benda tumpul ya, terdapat di wajah dan lengan," kata Nurul.
Selain luka tersebut, ditemukan juga kekerasan tumpul di bagian rahang korban seperti memar. Meski begitu, Nurul tidak menerangkan apakah luka itu diperoleh karena bekapan atau cekikan. "Terkesannya pada saat pemeriksaan itu kekurangan oksigen. Pernah dibekap atau tidak, saya tidak tahu jelas," imbuhnya.
Adanya darah di kemaluan korban, Nurul belum bisa memastikan apakah akibat adanya persetubuhan atau bukan. Ia menunggu hasil laboratorium forensik selama 2x24 jam.
Terpisah, keluarga tidak menyangka AUS pulang dengan kondisi tak bernyawa. Ayah korban, Endang Supandi, masih terbayang pertemuan terakhir bersama putrinya, Sabtu (20/7), sebelum kejadian nahas itu menimpanya. Sabtu sore, lulusan D3 IPB itu pamit berangkat ke Bogor untuk melengkapi dokumen persyaratan pendaftaran kuliahnya di salah satu fakultas di IPB. Saat itu korban baru pulang kerja.
“Komunikasi terakhir waktu dari rumah. Anak saya izin mau ke Bogor, mau menyelesaikan persyaratan pendaftaran. Kalau nggak salah yang terakhir untuk menyelesaikan konversi nilai, ada diplomanya, ada transkrip nilai. Dia titipin sama temannya. Dia rencananya mau ngambil itu, sambil ketemuan sama teman-temannya,” katanya.
Endang Supandi menuturkan, setelah menyelesaikan urusannya, putrinya diketahui bersama dua sahabat lamanya ketika kuliah di D3 IPB. AUS berencana pulang ke Cianjur pada Minggu (21/7) karena ia harus bekerja Senin-nya. Minggu sore, ibu korban bahkan sempat berkomunikasi dengan AUS, mengingatkan agar ia tidak pulang kemalaman. Saat itu, AUS mengiyakan.
Setelah berpisah dengan temannya, AUS belum juga sampai ke rumahnya di Cianjur. Ia juga tidak bisa dihubungi lagi lewat ponselnya. Supandi dan istrinya tidak bisa tidur sejak malam karena cemas AUS tidak kunjung memberi kabar. “Kami menunggu dari malam, nggak ada berita. Kami tidak bisa tidur,” ujarnya.
Supandi mengungkapkan, di mata keluarga, AUS merupakan anak yang baik, saleha, taat dan terbuka terhadap orang tuanya. Setiap bepergian, ia juga selalu memberi kabar sehingga keluarga tidak cemas. “Dia itu tidak pernah menyakiti orang tua, tidak pernah melawan sama orang tua. Mudah-mudahan segala amal ibadah anak kami diterima oleh Allah,” ungkapnya.
Sebelumnya, AUS ditemukan tewas tergeletak di tepi sawah yang tidak jauh dari Jalan Sarasa, Kecamatan Cibeureum, Kota Sukabumi, Senin (22/7). Seorang petani bernama Aceng Rohmana (52) yang pertama kali menemukan jasad wanita malang itu. Saat ditemukan, tubuh AUS dalam posisi kepala telungkup dan badan miring ke kanan. Roknya terbuka atau setengah bugil. (dtk/mam/run)