METROPOLITAN - Gunung Tangkuban Parahu di Subang, Jawa Barat, tiba-tiba mengalami erupsi pada Jumat (26/7). Awan kelabu melambung tinggi ke udara dengan tinggi kolom abu sekitar 200 meter di atas puncak atau sekitar 2.284 m di atas permukaan laut.
”Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur laut dan selatan,” kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, Kasbani, saat dikonfirmasi.
Kasbani menjelaskan, erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 38 mm dan durasi sekitar lima menit 30 detik. Saat ini Gunung Tangkuban Parahu berada pada status level I atau normal.
Kasbani pun mengingatkan masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, baik pengunjung, wisatawan dan pendaki tidak diperbolehkan turun mendekati dasar Kawah Ratu dan Kawah Upas dan tidak boleh menginap dalam kawasan kawah-kawah aktif yang ada di Kompleks Gunung Tangkuban Parahu.
”Serta ketika cuaca mendung dan hujan dikarenakan terdapatnya gas-gas vulkanik yang dapat membahayakan kehidupan manusia,” jelas Kasbani. Selain itu, masyarakat di sekitar Gunung Tangkuban Parahu, mulai dari pedagang, wisatawan, pendaki dan pengelola wisata, agar mewaspadai terjadinya letusan freatik yang bersifat tiba-tiba dan tanpa didahului gejala-gejala vulkanik yang jelas.
Sementara itu, pedagang di kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu, Hendrik (47), menceritakan detik-detik menegangkan saat muncul letupan gas mencuat dari Kawah Ratu pada sore itu. ”Sebelum kawah erupsi, kuda-kuda yang berada di area wisata terlihat panik. Bahkan ada yang berlarian,” ujar Hendrik saat ditemui di Pos Pemantauan PVMBG Gunung Tangkuban Parahu.
”Tak lama kemudian terjadi letupan, para pedagang berlari keluar dari kiosnya. Saat itu kondisi gelap gulita karena tertutup abu. Wisatawan juga berlarian, ada yang mencari keluarganya,” ucapnya.
Hendrik mengatakan, suara sirene peringatan pun berbunyi kemudian. Ia pun segera bergegas menuju jalur keluar. Saat itu abu vulkanik mengguyur seperti air hujan. ”Saat di jalan, saya ingat adik saya. Akhirnya saya kembali lagi dan hampir tertabrak kuda,” ucap Hendrik.
Hendrik yang juga ketua RT itu mendapatkan laporan bahwa ada sembilan warganya yang juga pedagang mengalami luka sehingga dibawa ke klinik. ”Ada yang kena matanya, ada yang sesak napas,” bebernya.
Gunung Tangkuban Perahu mengalami erupsi sekitar pukul 15:48 WIB dengan abu mencapai 200 meter. PVMBG mengimbau agar masyarakat tidak beraktivitas sekitar radius 2 kilometer dari Gunung Tangkuban Perahu.
”Rekomendasi saat ini agar masyarakat tidak beraktivitas radius 2 km dari kawah Tangkuban Perahu,” ujar Staf Sub Bidang Mitigasi Gunung Api Wilayah Barat PVMBG Nia Haerani.
Sementara itu, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat Supriyatno mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan upaya evakuasi warga yang tinggal di sekitar Gunung Tangkuban Parahu. ”Jadi evakuasi masih bersifat lokal, nanti akan kami koordinasikan dengan BPBD Kabupaten Bandung Barat dan Subang, ya kan wilayahnya ada dua itu,” ujar Supriyatno.
Ia mengaku saat ini pihaknya tengah melakukan pemetaan dan menentukan lokasi-lokasi yang tepat untuk mengevakuasi warga. ”Kami sedang melakukan kaji cepat untuk menentukan langkah selanjutnya, akan kami laporkan secepatnya,” ujarnya.
Supriyatno menjelaskan, saat ini erupsi di Gunung Tangkuban Perahu masih berlangsung. ”Sekarang kalau mau aman ya mestinya (radius aman, red) di atas 4 km ya,” kata Supriyanto.