berita-utama

Setiap Malam Jumat Tangisan Noni Belanda Menggema

Senin, 29 Juli 2019 | 09:50 WIB
OLAH TKP: Petugas kepolisian melakukan olah tempat kejadian perkara atas insiden tewasnya dua wisatawan.

METROPOLITAN - Keindahan alam di Bogor memang tak usah diragukan lagi. Banyak destinasi yang membuat mata takjub. Namun di balik semua itu banyak ceritanya dan peristiwa yang terjadi. Seperti dua remaja asal Bekasi, Sufianto (20) dan Ferdiansyah (21), yang harus meregang nyawa lantaran tenggelam di Curug Putri Kencana. Warga sekitar mempercayai kehadiran Noni Belanda yang sedang menangis dianggap ada kaitannya dengan kematian wisatawan di curug tersebut.

Kedua korban dan dua teman­nya sengaja datang pagi hari ke Curung Putri Kencana untuk menikmati keindahannya. Sufianto dan temannya sempat istirahat terlebih dahulu sam­bil minum kopi di sekitar curug. Tidak lama kemudian ia langs­ung berenang bersama kedua temannya. Sedangkan satu temannya hanya menunggu di pinggir curug.

“Ketika bere­nang, Sufianto tenggelam. Ia berusaha diselamatkan teman­nya, Indra. Namun Indra tidak sanggup dan hampir tenggelam juga,” ujar Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspita­lena.

Teman korban, Indra, lanjut Ita, ke pinggir curug. Kemu­dian teman yang satunya, Fer­diansyah, mencoba ikut me­nyelamatkan Sufianto. Namun nahas, Ferdiansyah yang se­mula niat menolong malah ikut teng­gelam. Petugas bersama warga berusaha menyelamatkan kedua korban, tetapi nyawa Sufianto dan Ferdiansyah tidak dapat tertolong. “Kedua jasad korban dibawa ke RSUD Cibi­nong,” kata Ita.

Tenggelamnya dua pemuda asal Bekasi tersebut mendapat respons dari warga sekitar. Tak sedikit warga yang mengaitkan kematian dua pemuda tersebut dengan sosok makhluk halus yang kerap menampakkan diri sebagai sosok Noni Be­landa, begitu juga dengan suara tangisan wanita.

Kepala Desa Karangtengah Suhandi mengatakan, curug tersebut awalnya bukanlah tempat wisata. Sebab, warga sekitar mempercayai bahwa lokasi itu merupakan patilasan Raden Surya Kencana. Se­hingga masyarakat menyebut­nya dengan Curug Putri Ken­cana. “Kata orang dulu, Raden Surya Kencana sering tapa di sini. Dulunya itu bukan tempat rekreasi,” jelasnya kepada Met­ropolitan.

Banyak warga yang melihat adanya seorang putri berpa­kaian kerajaan di sekitar air terjun. Karena itu, menurut Suhandi, tidak heran curug tersebut disebut Curug Putri Kencana. Begitu juga penam­pakan Noni Belanda yang men­cari penyebab kematiannya, serta tangisan wanita. “Biasanya malam Jumat dan Jumat Kliwon sering ada penampakan di se­kitaran curug,” tuturnya.

Suhandi mengaku kematian dua pemuda asal Bekasi itu bukanlah yang pertama. Sebe­lumnya ada salah seorang warga yang tenggelam juga usai melompat ke curug tersebut. “Kadang-kadang dalam, tapi kadang-kadang juga tidak te­rasa dalam. Mungkin itu yang dinamakan mitosnya. Apalagi orang-orang yang belum bisa berenang dan masih coba-coba, itu bahaya,” ujarnya.

Karena tempat tersebut terbi­lang angker dan memiliki ba­nyak misteri, lanjut Suhandi, penting bagi para pengunjung melakukan perlindungan diri dengan segala hal yang sopan. Selain itu tentu dengan berdoa dan memohon keselamatan. “Kalau kita sopan dan baik, In­sya Allah tidak akan ada apa-apa,” ungkapnya. (cr2/a/mam/run

Tags

Terkini