METROPOLITAN - Keindahan alam di Bogor memang tak usah diragukan lagi. Banyak destinasi yang membuat mata takjub. Namun di balik semua itu banyak ceritanya dan peristiwa yang terjadi. Seperti dua remaja asal Bekasi, Sufianto (20) dan Ferdiansyah (21), yang harus meregang nyawa lantaran tenggelam di Curug Putri Kencana. Warga sekitar mempercayai kehadiran Noni Belanda yang sedang menangis dianggap ada kaitannya dengan kematian wisatawan di curug tersebut.
Kedua korban dan dua temannya sengaja datang pagi hari ke Curung Putri Kencana untuk menikmati keindahannya. Sufianto dan temannya sempat istirahat terlebih dahulu sambil minum kopi di sekitar curug. Tidak lama kemudian ia langsung berenang bersama kedua temannya. Sedangkan satu temannya hanya menunggu di pinggir curug.
“Ketika berenang, Sufianto tenggelam. Ia berusaha diselamatkan temannya, Indra. Namun Indra tidak sanggup dan hampir tenggelam juga,” ujar Kasubag Humas Polres Bogor AKP Ita Puspitalena.
Teman korban, Indra, lanjut Ita, ke pinggir curug. Kemudian teman yang satunya, Ferdiansyah, mencoba ikut menyelamatkan Sufianto. Namun nahas, Ferdiansyah yang semula niat menolong malah ikut tenggelam. Petugas bersama warga berusaha menyelamatkan kedua korban, tetapi nyawa Sufianto dan Ferdiansyah tidak dapat tertolong. “Kedua jasad korban dibawa ke RSUD Cibinong,” kata Ita.
Tenggelamnya dua pemuda asal Bekasi tersebut mendapat respons dari warga sekitar. Tak sedikit warga yang mengaitkan kematian dua pemuda tersebut dengan sosok makhluk halus yang kerap menampakkan diri sebagai sosok Noni Belanda, begitu juga dengan suara tangisan wanita.
Kepala Desa Karangtengah Suhandi mengatakan, curug tersebut awalnya bukanlah tempat wisata. Sebab, warga sekitar mempercayai bahwa lokasi itu merupakan patilasan Raden Surya Kencana. Sehingga masyarakat menyebutnya dengan Curug Putri Kencana. “Kata orang dulu, Raden Surya Kencana sering tapa di sini. Dulunya itu bukan tempat rekreasi,” jelasnya kepada Metropolitan.
Banyak warga yang melihat adanya seorang putri berpakaian kerajaan di sekitar air terjun. Karena itu, menurut Suhandi, tidak heran curug tersebut disebut Curug Putri Kencana. Begitu juga penampakan Noni Belanda yang mencari penyebab kematiannya, serta tangisan wanita. “Biasanya malam Jumat dan Jumat Kliwon sering ada penampakan di sekitaran curug,” tuturnya.
Suhandi mengaku kematian dua pemuda asal Bekasi itu bukanlah yang pertama. Sebelumnya ada salah seorang warga yang tenggelam juga usai melompat ke curug tersebut. “Kadang-kadang dalam, tapi kadang-kadang juga tidak terasa dalam. Mungkin itu yang dinamakan mitosnya. Apalagi orang-orang yang belum bisa berenang dan masih coba-coba, itu bahaya,” ujarnya.
Karena tempat tersebut terbilang angker dan memiliki banyak misteri, lanjut Suhandi, penting bagi para pengunjung melakukan perlindungan diri dengan segala hal yang sopan. Selain itu tentu dengan berdoa dan memohon keselamatan. “Kalau kita sopan dan baik, Insya Allah tidak akan ada apa-apa,” ungkapnya. (cr2/a/mam/run