METROPOLITAN - Enzo Zenz Allie, seorang pemuda keturunan Prancis, berhasil masuk calon Taruna Akademi TNI Tahun 2019. Setelah bertahun-tahun tinggal di Prancis, Enzo kembali ke Indonesia.
Di Indonesia, Enzo masuk SMP yang dilanjutkan pendidikan pesantren di daerah Serang. Usai lulus pendidikan di sekolahnya, Enzo berkeinginan menjadi seorang perwira. Ia pun mengikuti seleksi calon Taruna Akademi TNI.
Saat tes Samapta, Enzo mampu lari 3.000 meter dalam 12 menit. Ia juga bisa pull up 19 kali, sit up 50 kali dan push up 50 kali, masing-masing dalam 60 detik. Renang 50 meter bisa ditempuh Enzo dalam waktu satu menit. Sidang pantukhir yang diikuti Enzo dipimpin langsung Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, didampingi Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa, Kasal Laksamana TNI Siwi Sukma Adji dan Kasau Marsekal TNI Yuyu Sutisna.
Saat itu, Panglima TNI sempat mewawancarai Enzo. Yang unik, perbincangan mereka dilakukan dalam bahasa Prancis.
Enzo memperkenalkan dirinya dalam bahasa Prancis dan Panglima TNI balas bertanya dengan bahasa Prancis yang fasih. Di sela perbincangan itu, Panglima TNI bertanya Enzo mau jadi apa. Ternyata Enzo ingin menjadi anggota Kopassus. ”Kamu pengin jadi apa?” tanya Marsekal Hadi. ”Siap, infanteri komando,” jawab Enzo.
Bersama rekan satu angkatannya, Enzo akan mengikuti pendidikan Candradimuka pada 6 Agustus-30 Oktober 2019 di Akmil.
Sementara itu, Panglima TNI kembali meyakinkan bahwa taruna Akmil keturunan Prancis bernama Enzo Zenz Allie itu memenuhi syarat menjadi taruna Akmil di Magelang, Jawa Tengah. Ia menyebut Enzo adalah Warga Negara Indonesia (WNI) dan telah lolos syarat dari tes fisik maupun psikologi.
”Dilihat dari seleksinya memenuhi syarat, yang viral itu pull up-nya, larinya. Ya itu dihitung semua secara fisik, kemudian psikologinya semuanya memenuhi syarat,” kata Hadi. Hadi menegaskan bahwa Enzo merupakan WNI, bukan warga negara asing. Karenanya, Enzo boleh menjadi calon prajurit TNI dengan menempuh pendidikan sebagai taruna di Akmil.
Enzo merupakan putra pasangan Jean Paul Francois Allie asal Paris, Prancis, dan Siti Hajah Tilaria asal Sumatera Utara. Enzo tinggal di Prancis sejak lahir. Kemudian ia pindah ke Indonesia di usia 13 tahun usai sang ayah meninggal dunia.
”Statusnya WNI, karena mulai dari pendaftaran persyaratannya (berstatus WNI, red) itu jadi diterima. Dari persyaratan saja masuk ke militer harus WNI, kita berbicara masalah persyaratan,” ungkap Hadi.
Terpisah, Komandan Jenderal Akademi Militer Laksdya TNI Aan Kurnia turut angkat suara. Ia menegaskan bahwa Enzo memang WNI. Bahkan sempat menjadi santri sebelum mendaftar sebagai taruna Akademi Militer.
”Bapaknya orang Prancis, ibunya orang Sumatera Utara. Kemudian sejak bapaknya meninggal, dia dibawa ibunya ke Indonesia dimasukkan pesantren. Ngaji-nya mungkin saya kalah dengan dia,” katanya. (dtk/cnn/rez/run)