METROPOLITAN - Puluhan mahasiswa asal Papua di Bogor menggelar aksi solidaritas atas kekerasan dan rasisme yang terjadi di asrama Papua di Surabaya. Aksi solidaritas itu digelar di Tugu Kujang, Jalan Pajajaran, Kota Bogor, Rabu (21/8).
Suara lantang perjuangan antirasisme disampaikan silih berganti oleh para orator. Aksi itu dimulai sekitar pukul 14:30 WIB, yang ditandai long march dari Plaza Lippo Kebun Raya Bogor menuju Tugu Kujang.
Sorak-sorai mahasiswa Papua lantang terdengar di sepanjang Jalan Raya Pajajaran. Sesekali warga yang melintas juga ikut meneriakinya dengan ’Merdeka! Hidup Papua’.
Begitu juga dengan nyanyian lagu khas Bumi Cendrawasih, dilantunkan orator sebagai pembakar semangat perjuangan massa aksi yang berjumlah sekitar 50 mahasiswa tersebut. Ketua Ikatan Mahasiswa Papua Bogor Bernard Rumpedai mengatakan, aksi itu merupakan aksi solidaritas untuk para saudaranya.
Seorang peserta aksi, Bernart Lumpedai, mengaku aksi tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap mahasiswa Papua di Surabaya. Selain itu, aksi tersebut juga mengutuk setiap bentuk kekerasan dan represivitas aparat keamanan kepada para mahasiswa Papua di Surabaya. ”Kami mengutuk keras aksi kekerasan dan rasisme yang terjadi kepada masyarakat Papua di Surabaya,” tegasnya.
Bentuk kekerasan yang terjadi di Surabaya, lanjut Bernart, merupakan representasi bentuk rasisme yang selama ini terjadi di berbagai daerah kepada masyarakat Bumi Cendrawasih di Tanah Air. ”Indonesia telah merdeka 74 tahun, tetapi tidak bagi kami. Kami merupakan bagian dari NKRI, tetapi masih dianaktirikan dalam sudut pandang orang timur,” katanya dalam orasi. Aksi unjuk rasa itu juga menimbulkan kemacetan lalu lintas di jam sibuk Kota Bogor.
Antrean kendaraan pun mengular dari Jalan Pajajaran, Ottista hingga Jalan Ir H Djuanda. Tampak juga beberapa polisi dan petugas Dishub Kota Bogor melakukan pengaturan lalu lintas. (ogi/c/mam/run)