berita-utama

Tiga Kontrakan Dilahap si Jago Merah

Senin, 2 September 2019 | 09:52 WIB
HANGUS: Tiga rumah kontrakan di Kelurahan Kedungbadak, Tanahsareal, hangus terbakar diduga akibat korsleting listrik.

METROPOLITAN - Si jago merah kembali mengamuk di Kota Hujan. Kali ini tiga rumah di RT 01/01, Kelu­rahan Kedungbadak, dilahap habis. Melihat kobaran api yang belum men­jalar rumah-rumah lainnya yang ber­dempetan, warga sekitar mencoba memadamkan api dengan alat seada­anya.

Setelah 30 menit berjibaku dengan api, akhirnya warga berhasil mema­damkannya dibarengi kedatangan empat unit pemadam kebakaran (dam­kar) dari Kota Bogor, ditambah satu unit dari Kabupaten Bogor. Damkar pun langsung melakukan pendinginan untuk memastikan tidak ada lagi titik-titik api yang bisa memicu kembali kebakaran.

Kabid Penyelamatan dan Damkar Kota Bogor Marse Hendra Saputra mengatakan, dari hasil investigasi di la­pangan, diduga api bermula dari korsleting listrik dari salah satu kontrakan milik Ahmad. “Ada tiga kontrakan yang men­jadi korban kebakaran dan merambat ke salah satu rumah yang berdempetan. Tetapi saat kejadian, semua rumah dalam kondisi kosong sehingga tidak ada korban jiwa,” katanya ke­pada Metropolitan.

Marse menyebutkan bahwa korsleting listrik sering men­jadi penyebab utama kebaka­ran di Kota Bogor. Hal itu lan­taran masyarakat belum mengetahui sepenuhnya apa­kah peralatan listrik yang di­gunakan sesuai kapasitasnya. “Karena daya tampung listrik yang berlebih pada kabel list­rik, maka dari situlah muncul percikan-percikan api,” ujarnya.

Ia menambahkan, ada kemun­gkinan juga api berasal dari korsleting yang disebabkan colokan di terminal listrik yang terlalu banyak. Sehingga, be­ban listrik yang btertumpuk membuat panas terminal list­rik yang bisa juga menjadi penyebab munculnya percikan api. “Jika memang merasa tidak dapat diatasi maka se­geralah hubungi damkar. Me­mang penanggulangan per­tama itu harus dilakukan oleh masyarakat,” sambungnya.

Dalam dua bulan terakhir, Damkar Kota Bogor sudah bertarung di 50 titik api yang tersebar di seluruh kecamatan di Kota Bogor. Pada Juli tercatat ada 26 titik api yang berhasil dipadamkan dan di Agustus ada 24 titik api. “Memang sangat luar biasa ini dalam dua bulan terakhir ini. Itu didomi­nasi lahan dan kebun,” tandas­nya.

Selain disebabkan korsleting listrik, ternyata faktor cuaca juga memengaruhi potensi ke­bakaran yang ada di Kota Bogor. Selama kurang lebih empat bulan, Kota Bogor sudah di­landa musim panas yang diser­tai munculnya fenomena el-nino. (cr2/c/mam/run)

Tags

Terkini