METROPOLITAN - Memiliki berbagai alat kesehatan sendiri memang bukan biaya yang murah. Rumah di Kecamatan Jonggol, Kabupaten Bogor, itu tampak hampir sama dengan rumah-rumah di kawasan perumahan pada umumnya.
Bedanya, dua buah plang bertuliskan ’Yayasan Roda Harapan Indonesia’ dan ’Pinjam Inkubator Gratis’ menghiasi bagian luar rumah.
Adalah Bonaventura Zita Enny Wati dan Lukas Lugi Riyadi, pemilik rumah yang beralamat di Perumahan Citra Indah, Bukit Mahoni Luar, Blok S.00 No 78. Pasangan suami istri itu mendedikasikan hidupnya sebagai relawan sosial yang meminjamkan inkubator, fototerapi dan berbagai alat kesehatan lainnya bagi mereka yang membutuhkan.
Pasien pun bisa meminjam tanpa dibebankan biaya sepeser pun.
Semua bermula pada 2015 lalu. Kala itu, tetangga mereka yang merupakan orang tua tunggal, harus melahirkan bayi secara prematur. Akibat kekurangan biaya, tetangga sekitar berinisiatif mengumpulkan dana. Lugi kemudian teringat sosok Guru Besar Departemen Teknik Mesin Universitas Indonesia, Raldi Artono Koestoer, yang menjadi narasumber di acara Kick Andy. Raldi merupakan pelopor layanan peminjaman inkubator gratis yang tersedia di seluruh Indonesia.
”Lalu suami browsing, dapat infonya, coba kirim SMS. Tapi waktu itu nggak berhasil. Berpulanglah sang bayi, tidak bisa pinjam inkubator. Tapi di informasi yang didapat itu, kita juga bisa bergabung menjadi relawan peminjaman inkubator gratis,” tutur Enny.
Di awal 2015 itu, relawan yang akan meminjamkan inkubator gratis harus mengganti uang produksi inkubator sebesar sekitar Rp2,5 juta kepada Raldi. Enny dan Lugi lantas mengumpulkan dana bersama teman-teman komunitasnya.
Beberapa bulan kemudian, setelah uang terkumpul, belakangan baru diketahui syarat bergabungnya adalah membayar produksi minimal dua unit inkubator. ”Kami nggak putus asa, tetap nego ke Prof Raldi. ’Satu dulu ya... di Jonggol itu belum ada peminjaman inkubator gratis.’,” kenang Enny.
Sebuah inkubator mengawali perjalanan Enny dan Lugi untuk memberi bantuan kepada bayi prematur yang lahir di keluarga kurang mampu dan juga bayi prematur yang kehabisan stok inkubator dari rumah sakit.
Kini, mereka sudah membentuk yayasan bernama Yayasan Roda Harapan Indonesia. Naik turun desa untuk mengantarkan alat kesehatan pun bukan masalah, meski belum mempunyai kendaraan operasional.
Sekarang mereka sudah mempunyai total sebelas inkubator, empat unit fototerapi, serta beberapa kursi roda, tabung oksigen dan alat bantu berjalan yang dananya dihimpun bersama-sama kawannya. (dtk/mam/run)