berita-utama

Petani Bogor ngomel-ngomel Depan Wali Kota

Rabu, 2 Oktober 2019 | 09:58 WIB
KESAL: Cuplikan video seorang bapak yang viral memarahi anaknya di depan Wali Kota Bogor Bima Arya yang diamankan polisi karena hendak demo di Jakarta.

METROPOLITAN - Rasa kecewa dan sedih mungkin bisa menggambarkan perasaan orang tua pelajar SMA ini. Pria paruh baya yang mengaku sebagai petani itu marah besar melihat anak bungsunya ikut-ikutan aksi bersama pelajar lain. Ia pun ngomel-ngomel di depan Wali Kota Bogor Bima Arya. Raut wajah kecewa bercampur kesal terpancar dari wajah seorang ayah yang anaknya diamankan petugas saat hendak mengikuti aksi demo di Jakarta. Bahkan, video orang tua memarahi putranya itu viral di media sosial setelah di-posting akun Instagram @tommysetiotomo, kemarin. Sekadar diketahui, pada Senin (30/9), ratusan pelajar berencana melakukan aksi demo di Jakarta. Mereka berencana melakukan aksi unjuk rasa di depan gedung DPR/MRR di kawasan Senayan. Namun, rencana pelajar SMA asal Bogor berangkat ke Jakarta itu berhasil dicegah aparat kepolisian. Ratusan pelajar itu pun dikumpulkan di halaman Mapolresta Bogor Kota untuk dilakukan pembinaan. Dalam video yang beredar, terlihat seorang anak lelaki tengah dimarahi dan dinasihati ayahnya. Anaknya yang masih memakai seragam sekolah itu hanya tertunduk ketika ayahnya memberi nasihat di hadapan teman-temannya yang juga diamankan polisi. Bapak itu sudah tak kuasa menahan amarahnya melihat putranya ikut-ikutan aksi hingga diamankan polisi. Ia mengaku mendidik anaknya di sekolah itu untuk belajar, bukan mengikuti berbagai macam aksi. Apalagi sampai ikut tawuran. Bapak berkaus lengan pendek dengan kancing kerah terbuka itu tak canggung memarahi anaknya di depan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dan Kapolresta Bogor Kota Kombes Pol Hendri Fiuser. "Kamu itu anak bontot. Kamu harus lihat kakak-kakak kamu. Ikut-ikutan apa ini?” kata bapak tersebut sambil terus memegang tangan anaknya. Wali Kota Bogor Bima Arya yang berada persis di samping bapak tersebut pun lantas menanyakan pekerjaan bapak tersebut. "Bapak kerja di mana?" kata Bima Arya. "Saya petani, Pak. Saya petani di Kampung Jawa, Situgede," jawabnya. Ia pun mengaku sudah sering menasihati anaknya agar tidak ikut-ikutan kegiatan negatif. Tak lama, bapak itu pun kembali memberi nasihat untuk anaknya dan juga teman-teman sekolahnya yang saat itu diamankan polisi. "Tolong ini teman-teman ya, jangan sekali-sekali lagi persis gini. Segala macam tawuran, segala macam apa itu. Saya nggak mendidik (tawuran, red)," tegasnya. “Ke sekolah itu suruh belajar, bukan mencari hal yang bermasalah dengan aparat. Aparat ini menegakkan hukum," ujarnya. Kemudian di hadapan para pelajar, Bima Arya mengaku pihaknya, terlebih para orang tua, ingin anaknya kelak menjadi orang sukses. "Kami tidak mau kalian menjadi anak muda yang sia-sia. Peduli pada negara, bagus. Cinta pada Indonesia, harus. Tapi ada caranya," ujar Bima Arya. Bima pun sempat bertanya kepada salah seorang pelajar yang hendak mengikuti aksi di Jakarta itu. "Mau apa kalian ke Jakarta, demo apa?” tanya Bima. “Minta keadilan," jawab pelajar lainnya. "Apa yang nggak adil? Kamu tahu nggak undang-undang apa?” imbuh Bima. Namun, para pelajar tersebut hanya terdiam. Sementara itu, video tersebut pun mengundang respons dari warganet. Banyak di antara mereka yang merasa iba dengan bapak tersebut. “Kasihan si bapak..banting tulang peras keringat siang malam agar anaknya bisa lebih baik drpd dia. Semoga ttp sabar dan tawakal ya pak,” ujar akun @you_di99. Karena itu, Bima Arya mengaku akan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk menyikapi permasalahan tersebut. Meski demonstrasi merupakan hak dan suatu kebebasan bagi masyarakat, tidak serta-merta hal tersebut disamaratakan begitu saja. “Kita harus bedakan idealisme pelajar dan mahasiswa. Tugas pelajar adalah belajar, bukan menyuarakan aspirasi rakyat seperti itu. Kalau mahasiswa wajar saja, selama itu sesuai aturan. Kalau untuk pelajar, belum saatnya untuk ke arah sana,” tegasnya. Orang nomor satu di Kota Hujan itu juga meminta pihak berwenang menindak tegas para pelajar yang hendak berunjuk rasa di Jakarta agar dapat menimbulkan efek jera. Terlebih para pelajar yang bertindak anarkis. Bima menilai apa yang dilakukan pelajar saat ini perlu dipertanyakan kemurniannya. “Kalau mahasiswa, saya percaya kemurniannya. Kalau pelajar, bisa saja emosional semata atau mungkin ada aktornya. Saya minta para pelajar ditindak tegas saja. Ditahan saja. Apalagi pasca-kejadian perusakan kemarin, itu kan kriminal. Menurut saya, kita semua harus tegas dan harus betul-betul mereka itu dibina,” tutupnya. (ogi/b/els/run)

Tags

Terkini