berita-utama

Senin-Kamis Ngebegal, Akhir Pekan Foya-foya di Kampung

Rabu, 16 Oktober 2019 | 09:49 WIB

METROPOLITAN - Tiga pria asal Lampung Timur berhasil menimbun kekayaan dengan cara yang tidak biasa. Trio begal yang ngekos di Kelurahan Nanggewer, Kecamatan Cibinong, itu merantau ke Bumi Tegar Beriman sebagai seorang begal dan pencuri motor. Beraksi di Senin sampai Kamis, para pencuri tersebut pulang ke kampung halamannya di akhir pekan untuk berfoya-foya. Dengan berbekal kunci leter T, trio begal itu membobol motor yang biasa parkir sembarangan di lokasi-lokasi yang sepi, seperti di gang-gang sempit ataupun perumahan yang penjagaannya longgar. Bahkan, motor yang dipakir di ruko-ruko dan bisnis retail pun tidak lepas dari target operasi mereka. Bermodalkan senjata api (senpi) rakitan dan sebilah samurai yang dibawa dari kampung halamannya, membuat nyali tiga sekawan asal Sumatera Selatan itu lebih garang. Mereka pun tak segan melukai para korbannya, mulai dari membacok hingga menarik pelatuk beceng (senpi, red) yang dibawa kemana pun mereka pergi saat beraksi. Beraksi sejak siang hari, IF, MS dan JML menjelajah Banten, Jawa Barat, serta DKI Jakarta menggunakan dua sepeda motor. Dalam sehari saja, tidak kurang dari lima motor berbagai jenis berhasil mereka gondol dan disimpan di kosan yang juga menjadi gudang penyimpanan. Sebelum pulang ke kampung halamannya, trio begal itu kerap menjual motor hasil rampasannya sebagai modal untuk berfoya-foya. “Jika tidak sempat dijual di sini, mereka menjualnya di sana. Trio begal ini terkenal sadis karena tidak segan untuk membacok atau menembak korbannya yang memberikan perlawanan," kata Kapolres Bogor AKBP M Joni kepada wartawan, kemarin. Joni juga mengaku saat ini pihaknya tengah mendalami soal jual-beli senpi rakitan yang menurutnya banyak terjadi di Lampung Timur dan perbatasan Sumatera Selatan dan kerap digunakan untuk pembegalan. Untuk menghabiskan pundi-pundi rupiah dari hasil barang rampasannya, trio begal itu memilih kampung halamannya. Berangkat pada Jumat menggunakan kapal untuk menyeberang ke Pulau Sumatera, menjadi pilihan komplotan residivis Polda Metro Jaya itu. Sebab, penjagaan jalur laut dianggapnya cukup longgar. Berbeda dengan jalur darat yang memiliki banyak risiko ketika membawa kendaraan curian. Terlebih pemandangan laut dinilainya bisa menenangkan pikiran usai melakukan aksinya. Trio begal itu akan kembali ke Bumi Tegar Beriman pada Minggu dengan membawa semangat baru dan mencari titik lokasi baru untuk mendapatkan motor-motor yang menjadi mata pencaharian mereka. Mereka sudah memulai aksinya sejak 2012 silam dan membuat pihak kepolisian kesulitan mendeteksi kendaraan-kendaraan hasil curiannya. Terlebih trio begal itu mengaku telah menggondol ribuan motor dan memodifikasinya ketika sudah tiba di penadah. Tugas kepolisian pun bertambah. Selain untuk mencari fisik motor yang sudah banyak di jalanan, kepolisian juga harus mengecek nomor angka dan mesin agar sesuai Buku Pemilik Kendaraan Bermotor (BPKB) untuk memastikan kepemilikan motornya. "Kita akan kembangkan ke penadahnya. Kita juga akan cek nomor kerangka dan mesin, apabila ada pelapor atau korban yang merasa dirugikan atas pencurian tersebut, dan akan kita kembalikan unit tersebut," jelasnya. Di lokasi yang sama, Kasatreskrim Polres Bogor AKP Benny Cahyadi mengatakan, penangkapan tiga pelaku itu dilakukan pada Minggu (13/10). Dua pelaku yang mencoba memberi perlawanan terhadap aparat harus diberikan timah panas oleh petugas. Walaupun tidak ada baku tembak, tetapi pihak kepolisian mengaku siap siaga saat harus menghadapi penjahat yang memiliki senpi ilegal. "Masih kita kembangkan apakah ada korban dari tindak kekerasan mereka. Kita akan koordinasikan dengan polres lainnya," katanya. Selain mendapatkan hadiah timah panas, para pelaku juga akan dituntut dengan pasal berlapis, yaitu Pasal 363 KUHP, 365 KUHP dan Undang-Undang Darurat Nomor 12 Tahun 1951 soal kepemilikan senpi ilegal dengan ancaman pidana lima sampai sembilan tahun penjara. (cr2/c/mam/run)

Tags

Terkini