METROPOLITAN - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) berencana membuat aplikasi untuk pembelian tiket bus elektronik atau online. Hal itu sudah dibahas Kemenhub bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) dan Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta. ”Jadi akan saya matangkan lagi. Kendalanya itu seperti Traveloka dan lainnya itu dikasih kursi hanya empat. Jadi kalau tidak digunakan, tetap tidak digunakan. Tiga jam sebelum digunakan itu dikembalikan lagi,” kata Dirjen Perhubungan Dara Kemenhub Budi Setiyadi usai membuka Posko Penyelenggaraan Angkutan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2019 di Gedung Kemenhub, kemarin. Menurutnya, saat ini Kemenhub sudah membuat alpikasi khusus. Dengan hal tersebut nantinya setiap aplikasi penjualan tiket bus secara elektronik dari operator dapat bergabung dalam satu platform. Sementara itu, Direktur Angkutan Jalan Ditjen Perhubungan Darat Kemehub Ahmad Yani mengatakan, aplikasi tersebut nantinya dapat mengintegrasikan semua agen penjual tiket bus secara daring. ”Semua baik itu Traveloka, Redbus, Bosbis dan sebagainya silakan bergabung,” kata Yani. Yani memastikan Kemenhub tidak akan mengganggu bisnis para penjual tiket bus elektronik. Yani mengaku aplikasi tersebut dibuat untuk membantu pemerintah dalam membuat kebijakan. ”Bisa saja kebijakan penambahan atau pengaturan waktu perjalanan itu bisa kita lakukan,” ujar Yani. Sementara itu, jelas Yani, sudah ada sepuluh aplikasi penjual tiket bus elektronik yang ingin bergabung. Yani menegaskan nantinya akan ada kewajiban semua aplikasi penjual tiket bus elektronik harus masuk platform yang dibuat Kemenhub. Setelah terintegrasi dalam satu aplikasi, pemerintah juga akan lebih mengetahui jumlah terminal dan jumlah penumpang. ”Januari 2020 kita akan uji coba di Terminal Jatijajar, Depok. Setelah itu berhasil, maka seluruh Indonesia diberlakukan,” ujar Yani. (rep/rez/run)