berita-utama

5000 Warga Terjebak di Kampung Cilaya

Kamis, 2 Januari 2020 | 09:37 WIB

METROPOLITAN – Momen pergantian tahun, menyimpan cerita duka bagi masyarakat Kabupaten Bogor. Sejumlah bencana alam, langsung mewarnai di hari perdana tahun 2020 ini. Satu diantaranya ialah amblasnya jalan desa, di Kampung Cilaya, RT 02/08, Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang Selasa (31/12). Jalan yang menghubungkan Kecamatan Babakanmadang, dengan Kecamatan Sukamakmur tersebut, mesti terputus yang mengakibatkan lumpuhnya aktivitas warga. Memang, tingginya curah hujan yang mengguyur Bumi Tegar Beriman pada Selasa (31/12) hingga Rabu (01/01), diduga menjadi salah satu penyebab putusnya akses warga itu. Berdasarkan pantauan Metropolitan di lokasi kejadian, jalan selebar kurang lebih 3,5 meter dengan panjang sekitar 50 meter tersebut patah dan amblas. Patahan jalan terbagi menjadi dua bagian, dengan salah satu ruas badan jalan sudah ambruk dan menjorok ke tepi tebing, sementara bagian lainnya alami keretakan bervariatif, mulai dari tiga hingga sepuluh centi meter. Untuk patahan jalan sendiri mengalami amblas sedalam 1,5 meter. Akibatnya, jalan sama sekali tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat. Tak hanya itu, tebingan beton yang berada tepat bahu jalan, juga alami keretakan. Bahkan retakan tersebut mengakibatkan sebagian badan jalan ambles ke jurang. Ketua RW 08, Kampung Cilaya, Desa Karang Tengah Idin mengatakan, peristiwa tersebut terjadi pada Selasa (31/12) sekitar pukul 16:00 WIB. Sebelum retakan terjadi, Idin beserta warga sekitar sempat mendengar bunyi dentuman keras seperti bom, yang diduga menjadi salah satu pertanda awal retakan jalan terjadi. “Kejadiannya itu sekitar jam empat sore, pas saya sedang rapat di kantor desa. Memang saat itu cuaca sedang hujan cukup besar. Sebelum ada retakan, saya dan warga lainnya sempat mendengar seperti suara bom. Makannya kita langsung evakuasi warga sekitar karna takut terjadi apa-apa,” katanya saat ditemui Metropolitan, dilokasi kejadian kemarin. Saat itu, retakan dan patahan jalan hanya berkisar tak lebih dari 30 centi meter. Dirinya tak menyangka jika patahan tersebut lambat laun semakin menjadi, yang mengakibatkan kendaraan warga tak bisa melintas dan memutus akses jalan. Bahka saat ini, patahan jalan mencapi 1,5 meter. “Kemarin amblasnya, baru sekitar 30 centimeter, sekarang sudah 1,5 meter,” ujarnya. Idin bercerita, patahan tersebut mengalami amblas susulan sekitar pukul 13:00 WIB kemarn. Hal ini yang menyebabkan patahan jalan raya amblas sedalam 1,5 meter. Akibat amblas susulan tersebut, sebanyak enam rumah warga yang terdiri dari enam KK, di Kampung Cilaya RW 08, mengalami keretakan pada dinding rumahnya, yang mengharuskan diungsikan ke tempat yang lebih aman. Atas peritiwa ini, sebanyak enam RW di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Madang, harus terisolir. Menurutnya ini merupakan bencana terparah yang pernah terjadi. “Ada 5 RW yang aksesnya terpetus karna bencana ini. Diantaranya, RW 8, 9, 10, 11, 14 dan RW 15. Sekitar 5000 warga tidak bisa kemana-mana kalau jalannya terputus seperti ini,” tutupnya. Ah Poong Diamuk Sungai Cikeas Sementara itu, buntut dari hujan deras juga membuat tempat wisata kuliner ternama yakni Ah Poong, di Jalan Ir H Juanda, Cipambuan, Babakan Madang, Kabupaten Bogor nyaris habis tergulung arus sungai Cikeas. Salah satu video amatir yang berhasil diabadikan warganet memperlihatkan, keganasan aliran Sungai Cikeas, yang meluap masuk dan menyapu bagian food court Ah Poong, Selasa (31/12). Dalam video tersebut, terlihat sejumlah pengunjung dan pekerja berusahan menyelamatkan barang-barang yang ada di dalam restoran, yang tepat berada di tepi bibir sungai. Dalam video berdurasi 36 detik tersebut juga memperlihatkan, sejumlah petugas yang sibuk menyelamatkan diri masing-masing, dengan menaiki meja dan kursi. Jika diperhatikan dengan seksama, diperkirakan tinggi air kala itu menyentuh 70 hingga 80 centi meter atau setinggi pinggang orang dewasa. Salah satu saksi mata di lokasi kejadian Imanudin mengatakan, amukan aliran Sungai Cikeas terjadi antara pukul 16:00 WIB hingga 17:00 WIB. Kala itu kawasan sekitar Ah Poong memang tengah diguyur hujan cukup deras. Ia tak menyangka, jika luapan aliran sungai mampu menyapu bagian food court Ah Poong, yang berada sekitar lima hingga enam meter diatasnya. "Memang alirannya cukup deras, karna mungkin faktor hujan juga. Tapi saya juga tidak menyangka kalau air bisa sampai setinggi ini," katanya. Semula ia hanya melihat aliran sungai yang cukup deras. Namun perlahan tapi pasti, aliran Sungai Cikeas sedikit demi sedikit naik dan menyapu foodcourt Ah Poong. Peristiwa tersebut terjadi sekitar satu jam kedepan, hingga petang pukul 17:45 WIB. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam perstiwa tersebut. Hal senada juga dikatakan Rizki salah seorang pedagang asongan yang setiap harinya hilir mudik tak jauh dari Ah Poong. Kala itu, aliran sungai memang sedang ganas-ganasnya. Saking ganasnya, ia juga mengaku mendengar gemuruh air di sepanjang aliran Sungai Cikeas. "Pokoknya serem deh," singkatnya. Sementara itu, pihak manajemen Ah Poong enggan berkomentar banyak kaitan peristiwa ini. Bahkan mereka juga enggan memberikan keterangan lebih lanjut saat dikonfirmasi wartawan koran ini. "Sudah surut, sudah bersih lagi. Lebih baik ke pihak menejemen, jangan ke saya," singkat Mulyasari salah satu pekerja Ah Poong saat dikonfirmasi. (ogi/c/feb)

Tags

Terkini