METROPOLITAN - tanah gembur yang ada di sana. Tak heran jika longsoran besar menerjang kawasan tersebut. “Kemarin itu kan kita kemarau panjang. Setelah kemarau dihantam hujan, jadi kondisi tanahnya jadi gembur. Ditambah lagi dengan kondisi di sana memang curam seperti lereng perbukitan,” paparnya. Meski membenarkan adanya pergeseran tanah, Yani tak bisa menjelaskan secara ilmiah, berapa pergeseran tanah yang kerap kali terjadi di sana. Namun, pihaknya berencana melakukan investigasi bersama sejumlah pihak, yang dinilai kompeten dalam bidang ini. Pihaknya juga ingin memastikan apakah kawasan tersebut masih layak ditinggali atau sebaliknya. “Kalau untuk berapa centi (cm, red) pergerakannya, kita belum bisa pastikan. Karena semua itu perlu ada kajian dan investigasi ilmiah terlebih dahulu. Besok tim dari PVBMG akan ke lokasi,” bebernya. Sementara itu, Juru Bicara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor Kardenal menjelaskan, secara umum hingga kini Pemkab Bogor, tengah memikirkan nasib 6.000 lebih warga korban bencana alam ini. Pihaknya juga berencana akan merelokasi para penduduk, ke lokasi yang lebih aman. “Sekarang kita sedang merumuskan lokasi relokasi, kita sedang bahas itu. Karena kami tidak mau lokasi relokasi nanti malah rawan bencana juga. Mungkin nanti akan kita tentukan sejumlah opsinya pasca pembahasan nanti,” ujarnya. Ditanya soal opsi sementara lokasi relokasi, pria yang juga menjabat Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Bogor itu enggan berkomentar banyak. Yang pasti pihaknya akan menjamin lokasi relokasi nanti bakal aman dari ancaman bahaya. “Intinya lokasi relokasi ini kita ingin pastikan menjadi lokasi aman dari ancaman bencana, rekomendasi tempat sedang kita rumuskan,” tandasnya. (ogi/c/feb/run)