berita-utama

Dikenal Aktif di Masyarakat, Baru 4 Tahun Tinggal di MBR

Senin, 3 Februari 2020 | 09:33 WIB
SEPI: Rumah ZD di Mutiara Bogor Raya, Katulampa, sepi usai penangkapan ZD terkait ujaran kebencian di Facebook.

METROPOLITAN - Kasus penghinaan terhadap Walikota Surabaya, Tri Rismaharini yang dilakukan pemilik akun Facebook bernama Zikria Dzatil (ZD) memasuki babak baru. Polrestabes Surabaya berhasil meringkus terduga pelaku di kediamannya yang berlokasi di Perumahan Mutiara Bogor Raya (MBR), Kelurahan Katulampa, Kecamatan Bogor Timur, Jumat (31/1). ZD diketahui merupakan warga Kota Bogor. Dia bersama keluarganya baru empat tahun tinggal di Perumahan MBR. Selain menjadi ibu rumah tangga, ia juga dikenal sebagai wirausaha, selaku pemilik warung sembako di kediamannya. Ketua RW 16 Kelurahan Katulampa, Priyono mengaku kaget atas penangkapan ZD. Pasalnya, ia mengenal baik ZD dan keluarganya. “Selama ini ZD selalu aktif dalam kegiatan di wilayah. Seperti saat acara Agustusan dan lainnya itu selalu ikut berperan,” katanya. “Suaminya juga selalu mengikuti kegiatan sembahyang berjamaah di Masjid Perumahan MBR. Setahu saya kalau si bapak itu kerjanya sebagai kontraktor, tapi proyeknya kebanyakan di luar Kota Bogor. Makanya pas kejadian, suaminya lagi gak ada di rumah,” sambungnya. Ia sendiri mengaku kaget saat mengetahui kasus yang menimpa tetangganya itu karena ujaran kebencian yang dilontarkan melalui akun facebook milik ZD. Sebab Komar sendiri mengaku tidak berteman dengan ZD di facebook. Disisi lain, penangkapan sendiri berjalan lancar tanpa adanya perlawanan. Namun, terlihat ada kurang lebih lima kendaraan mobil berwarna hitam yang terparkir sembarangan di depan kediaman ZD. Ketua RT 04, Komar Saleh, menceritakan awalnya ia tidak menghiraukan keberadaan mobil-mobil tersebut. Sebab, Blok E6 yang berada di ujung Perumahan MBR ini memang tidak memiliki lahan parkir khusus kendaraan mobil. Terlebih, posisi jalan yang berada diujung perumahaan. "Awalnya emang gak tahu ada apa, tiba-tiba ada banyak mobil terparkir sejak pukul 17:00 WIB. Nah setelah sholat Maghrib, tiba-tiba ada yang datang ke rumah saya dan mengaku dari pihak kepolisian," kata Komar kepada Metropolitan saat ditemui di rumahnya, kemarin (2/2). Kehadiran anggota polisi dengan pakaian preman ini ternyata untuk menangkap seorang pelaku penghina Walikota Surabaya. Ia pun terkejut ternyata salah seorang warganya lah yang menghina orang nomor satu dan kesayangan arek-arek Suroboyo ini. Berdasarkan pengakuan yang ia terima dari pihak kepolisian, pemilik rumah nomor 24 di Blok E6, enggan membukakan pintu kepada para aparat yang berjumlah kurang lebih 15 orang itu. Pada saat itu, ia mengetahui kalau rumah tersebut merupakan tempat tinggal dari ZD. Ia pun langsung bergegas menelpon suami dari ZD dan menceritakan kondisi yang terjadi saat itu. Setelah mendapatkan lampu hijau dari sang suami, Komar bersama aparat langsung bergegas menuju ke kediaman ZD yang hanya berjarak beberapa rumah saja dari rumah Komar. Sesampainya disana, kondisi lampu teras rumah mati dan nampak tidak ada penghuninya. Setelah beberapa kali memanggil nama ZD, akhirnya sang pemilik membukakan pintu rumahnya. "Setelah itu, pihak kepolisian dan pemilik rumah ngobrol di dalem. Saya nunggu diluar, sambil nunggu suaminya datang," ucap dia. Tak lama, Komar pun diminta untuk pulang oleh ZD karena suaminya sudah tiba dirumahnya. "Saya liat dari jauh, selain ZD, suami dan anaknya yang kecil, ikut pihak kepolisian," kata Komar. Sejak saat itu, kondisi rumah yang sudah ditinggali oleh ZD dan keluarganya selama empat tahun nampak sepi. Warung sembako yang biasanya ramai dipenuhi oleh warga, harus tutup untuk sementara. Berdasarkan hasil pantauan Metropolitan pada Minggu (2/2), kondisi rumah milik ZD masih berpenghuni. Kondisi jendela rumah terbuka dan terparkirkan dua sepeda motor di garasi rumah. Selain itu nampak juga ada beberapa galon minuman berlabel Oke Oce dan beberapa tabung gas 3kg.(dil/c/rez) 

Tags

Terkini