berita-utama

Pasien Positif Corona Melonjak, Satu di Bogor

Rabu, 18 Maret 2020 | 09:40 WIB

Jumlah kasus positif virus corona atau Covid-19 di Indonesia kembali bertambah. Tercatat sampai Selasa (17/3) berjumlah 172 orang. Satu di antaranya merupakan mahasiswi IPB University yang selama ini kos di wilayah Sempur, Kota Bogor. JURU bicara nasional penanganan corona, Achmad Yurianto, menyebut ada tam­bahan 38 pasien baru pada Selasa (17/3). Angka itu berasal dari tambahan data pada Minggu (15/3) sore dan malam, yakni 12 orang. Sedangkan pada Senin (16/3) ada tamba­han 26 pasien yang positif usai dites. “Ada tambahan 20 dari pe­meriksaan Balitbangkes dan 6 spesimen Universitas Airlang­ga sehingga total 172 kasus,” kata Yurianto. Yurianto mengatakan penam­bahan kasus terbanyak terjadi di Provinsi DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Ke­pulauan Riau. Namun ia tidak memerinci berapa tambahan masing-masing di tiap wilayah itu. “Terbanyak di DKI. Kami akui sebagai pintu gerbang masuk negara (jumlah, red) di DKI cukup besar,” katanya. Sementara itu, jumlah orang yang meninggal akibat corona bertambah dari lima pasien menjadi tujuh orang yang me­ninggal. Yurianto menyebut salah satu pasien yang meninggal berasal dari Semarang, Jawa Tengah. Sementara satu pasien lagi, ia mengaku belum menge­ceknya. ”Satu dari Jawa Tengah. Satu lagi sudah ketahuan tapi saya belum cek,”ujarnya. Sedangkan jumlah pasien yang sembuh saat ini, lanjutnya, mencapai sembilan orang. Ia pun berharap dalam waktu dekat akan ada lagi pasien yang keluar dari rumah sakit. “Masih ada beberapa orang lagi yang akan pemeriksaan kedua, tinggal menunggu in­terval dua hari,” imbuhnya. Sementara itu, Wali Kota Bo­gor Bima Arya mengatakan, pasien suspect corona di Bogor merupakan warga Jakarta yang berstatus mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Bogor. “Yang dinyatakan positif Co­vid-19 adalah warga Jakarta yang kebetulan kos di daerah Sempur. Informasi ini disam­paikan Dinas Kesehatan (Din­kes) Jakarta. Jadi bukan warga Kota Bogor. Status mahasiswi,” ungkap Bima Arya, Selasa (17/3). Bima menjelaskan, pasien tersebut terpapar dari ayahnya di Jakarta. “Begitu ayahnya positif, yang bersangkutan su­dah tinggal di Jakarta. Namun sempat pulang ke Bogor dan interaksi dengan lingkungan dan kampusnya,” terang Bima. Karena itu, sesuai protap, pengendalian Covid-19 ini ha­rus dilakukan tracking untuk mengetahui dengan siapa saja pasien tersebut pernah mela­kukan kontak yang erat. “Pasien dirawat di rumah sakit di Ja­karta. Pemkot Bogor berkoor­dinasi dengan Dinkes Jakarta dan saat ini langsung melakukan penelusuran terkait aktivitas yang bersangkutan,” bebernya. Sementara itu, Kepala Biro Komunikasi IPB University Yatri Indah Kusumastuti men­gatakan, pasien positif corona yang kos di wilayah Sempur berstatus mahasiswi IPB. Untuk itu, pihaknya juga langsung menelusuri kontak yang ber­sangkutan. Yatri menjelaskan bahwa IPB bersama Dinkes sudah men­indaklanjuti sesuai protokol yang berlaku, meminta pihak-pihak yang teridentifikasi telah kontak bersama pasien untuk melakukan karantina mandiri. ”IPB bekerja sama dengan Dinkes akan terus melakukan pemantauan perkembangan yang terjadi. Kami sekali lagi mengajak seluruh sivitas aka­demika dan tendik untuk tetap tenang dan mengikuti protokol hidup sehat, serta social dis­tancingseperti disarankan WHO (organisasi kesehatan dunia, red) dan pemerintah,” katanya. Hingga kini, jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) di Kota Bogor mencapai 41 orang, dengan 20 ODP di antaranya dinyatakan bebas corona se­telah melewati masa inkubasi 14 hari. Sedangkan untuk jum­lah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada dua orang, dengan satu pasien di antaranya dinya­takan kembali sehat. Seiring menyebarnya Covid-19 ke banyak komunitas, pejabat kesehatan masyarakat menem­patkan tanggung jawab pada individu untuk membantu dalam memperlambat pan­demi. Social distancing adalah cara yang harus dilakukan. Social distancing mengha­ruskan seseorang menjaga jarak satu sama lain, sehingga virus atau patogen apapun tidak dapat menyebar dari satu orang ke orang lain. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Ame­rika Serikat (AS), social distan­cing adalah menghindari per­temuan massal dan menjaga jarak dua meter, atau kira-kira satu depa dari orang lain. Di New York City, misalnya, bioskop telah ditutup sementara, ba­nyak konvensi di seluruh dunia dibatalkan dan seluruh sekolah di AS ditutup. Social distancing juga berar­ti tidak menyentuh orang lain, termasuk jabat tangan. Sentu­han fisik adalah cara yang pa­ling memungkinkan seseorang terpapar SARS-CoV2 (virus corona baru, red) dan cara ter­mudah untuk menyebarkannya. Ingat, jaga jarak sejauh dua meter dan jangan bersentuhan. Social distancing tidak akan dapat mencegah 100 persen penularan. Tetapi dengan mengikuti aturan sederhana ini, individu dapat memainkan peran penting dalam memper­lambat penyebaran virus. (dil/c/feb/run)

Tags

Terkini