METROPOLITAN - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) mengumumkan adanya penurunan jumlah penumpang Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line Jabodetabek. Hal tersebut disebabkan semakin mewabahnya virus corona (Covid-19) yang membuat sejumlah perusahaan menerapkan kebijakan Work From Home (WFH). VP Corporate Communications PT KCI Anne Purba mengungkapkan, penumpang KRL secara jumlah kini sudah anjlok lebih dari 70 persen dibanding hari normal. ”Sudah lebih 70 persen. Biasanya lebih 1 juta (penumpang, red), sekarang nggak sampai 300 ribu per hari,” jelas Anne, Minggu (29/3). Sebagai perbandingan, jumlah penumpang KRL pada 12 Maret 2020 masih mencapai 927.600 orang. Namun pada 26 Maret 2020 hanya tersisa 265.718 orang atau turun sekitar 71,4 persen. Kendati begitu, lanjut Anne, jam operasional KRL sampai saat ini tetap berjalan normal, dan belum ada pengurangan jumlah kereta yang beroperasi setiap harinya. Ia pun belum berani berandai-andai terkait pengoperasian KRL jika pemerintah mengambil langkah pembatasan wilayah (lockdown) untuk kawasan Jakarta dan sekitarnya. ”Kita tunggu arahan pusat ya,” ungkap Anne. Sebelumnya, PT KAI sudah merasakan gejala penurunan pengguna KRL, khususnya Jabodetabek yang terus menunjukkan tren menurun dalam dua pekan terakhir. Jumlah pengguna KRL telah turun diangka 71 persen dari yang biasanya mencapai 900 ribu hingga 1,1 juta pengguna setiap harinya di waktu normal, menjadi sekitar 300 ribu pengguna per hari. Pada Senin, 23 Maret 2020, volume tercatat 341.252 pengguna. Sementara pada Selasa, 24 Maret, hanya 292.825 pengguna. Meskipun jumlah pengguna terus menurun, berbagai langkah untuk mengantisipasi penyebaran virus corona di KRL Commuter Line terus ditingkatkan oleh PT Kereta Commuter Indonesia. Pengamat transportasi Djoko Setijowarno menjelaskan aktivitas pengendara di Indonesia akan berubah akibat pandemi corona. ”Aktivitas bertransportasi di Jakarta pasti berpengaruh. Biasanya menggunakan transportasi umum, beralih menggunakan kendaraan pribadi. Antrian Panjang pengguna MRT dan Trans Jakarta. Ojol menjadi pilihan bertransportasi,” katanya. ”Sementara aktivitas pusat perbelanjaan, perkantoran, perbankan masih berlangsung normal. Walaupun ada himbauan untuk bekerja di rumah. Kontak dengan publik akan memperbesar risiko penyebaran Covid-19. Mengisolasi diri tidak hanya untuk keselamatan diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain, bahkan mungkin pula dalam skala besar untuk umat manusia,” tambahnya. Begitu juga bagi masyarakat di luar Jakarta, yang kerap beraktivitas menggunakan kendaraan umum. ”Dilematis bagi aktivitas transportasi masyarakat yang berasal dari luar Jakarta. Upaya menggunakan transportasi umum menjadi berkurang. Penggunaan kendaraan pribadi akan cenderung meningkat,” ungkapnya. “Beruntung operasional KRL Jabodetabek tidak mengalami pengurangan. Upaya mencegah terinfeksi virus Corona di KRL Jabodetabek oleh PT KCI sudah dilakukan sejak dini sebelum terbit Protokol di Area dan Transportasi Publik,” imbuhnya. Untuk bisa lebih menekan virus corona, Djoko menilai kebersihan lingkungan menjadi syarat utama juga. (dtk/mam/run)