Di tengah merebaknya virus corona atau Covid-19, masyarakat bekerja sama melakukan berbagai cara untuk meredam wabah agar tidak meluas. Tak terkecuali warga binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Cibinong yang ikut andil dengan membuat salah satu jenis Alat Pelindung Diri (APD) berupa face shield. KEGIATAN yang diinisiasi tim medis lapas itu didonasikan ke 101 fasilitas kesehatan di Kabupaten Bogor. “Target kami ma­sih sekitar kabupaten karena modalnya pun kami sedikit. Kami sempat bikin di YouTube dan ada permintaan,” kata dr Febya Asmirna, salah seorang dok­ter umum di Lapas Cibinong, Selasa (14/4). ­ “Sebetulnya kita condongnya hanya menginspirasi saja ba­hwa lapas-lapas itu bisa mem­produksi dengan bahan yang sederhana. Tidak kepikiran untuk pro­duksi besar, paling tidak un­tuk dipakai di internal kita,” tambahnya. Menurut dr Febya, face shield ini niat awalnya me­mang dibuat untuk dipakai di internal dan sedikit ber­bagi ke fasilitas kesehatan di Kabupaten Bogor. “Kita memang tidak ada niat untuk jual beli. Kalau ada permin­taan dari lapas lain, ya saya bilang bisa buat sendiri. Saya beri tahu cara-cara pem­buatan dan alat-alat yang dibutuhkan. Karena memang mudah bikinnya,” katanya. Sejak sepekan lalu, seba­nyak 1.026 face shield sudah diproduksi. Beberapa fasili­tas kesehatan di Kabupaten Bogor pun telah menerima manfaat. Jumlah ini melebihi target awal yang hanya seribu face shield. Menurut Febya, pem­buatan akan terus dilakukan dengan mengandalkan mo­dal dari penggalangan dana petugas dan tim medis lapas. Face shield buatan warga binaan ini menggunakan bahan mika dan busa agar nyaman digunakan. Febya menambahkan, modal untuk pembuatan face shield ini adalah hasil penggalangan dana petugas lapas. “Sedikit dari kami di klinik, sumbangan pegawai lapas dan kemarin dapat donasi dari teman dokter juga yang titip buat di kami,” ujarnya. Hingga kini, warga binaan lapas dapat membuat 75 hingga seratus face shield dalam satu hari. Para warga binaan lapas berlatih mem­buat face shield sederhana secara otodidak, mereka mem­pelajarinya melalui tayangan YouTube.(lip/mam/run)