METROPOLITAN - Sejak Kamis (16/4), Hotel Salak The Heritage ditunjuk Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor sebagai tempat peristirahatan bagi para tenaga medis yang bertugas menangani pasien Covid-19 di Kota Hujan. PR & Promotion Coordinator Hotel Salak The Heritage Mega Jayanti S mengatakan, untuk saat ini sebanyak seratus kamar hotel sudah disiapkan jajarannya untuk menampung petugas dan relawan medis yang bertugas. “Saat ini yang baru digunakan baru seratus kamar. Jumlah tersebut diprediksi akan terus bertambah, sesuai kebutuhan dan perkembangan di lapangan nantinya,” katanya. Untuk teknisnya, pihak manajemen memusatkan kamar-kamar tersebut dalam satu lingkungan. Sejumlah karyawan yang melayani juga dilengkapi sejumlah peralatan khusus, sesuai ketetapan regulasi yang berlaku. Bahkan, sejumlah ketetapan juga dilakukan manajemen dalam memberi pelayanan kepada petugas medis, seperti pengecekan suhu tubuh, penyemprotan disinfektan di kamar-kamar dan lantai, hingga ketetapan lainnya. “Sesuai standar penanganan Covid-19, kami lakukan setiap hari, dibantu dan dipantau langsung tim dari RSUD. Jadi kami juga bekerja di bawah pengawasan profesional,” ujarnya. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno mengatakan, secara umum seluruh tenaga medis yang bertugas memang dianjurkan untuk tidak pulang ke rumah usai bertugas dalam menangani virus corona atau Covid-19. Untuk itu, mereka membutuhkan tempat peristirahatan, sekaligus tempat isolasi mandiri. “Tenaga medis memang membutuhkan waktu 14 hari bekerja menangani pasien terkait Covid-19 dan 14 hari beristirahat. Dalam proses 14 hari istirahat, mereka harus melakukan isolasi,” katanya. Sebelumnya, pihak direksi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bogor sudah menyiapkan wisma atau tempat tinggal sementara di kompleks dalam RSUD Kota. “Karena kapasitas tempat yang terbatas, mengharuskan Pemkot Bogor mencari tempat tinggal sementara bagi para tenaga medis, seperti yang saat ini di Hotel Salak The Heritage,” bebernya. Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Syarif Hidayat mengatakan, secara umum akomodasi Hotel Salak The Heritage bisa dikaver dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Bogor. Sebab, hal tersebut merupakan salah satu bagian dari penanganan Covid-19. Karena itu, Ade telah meminta Dinkes Kota Bogor mengusulkan anggaran untuk kebutuhan tersebut. Menurutnya, anggaran Hotel Salak The Heritage bisa dimasukkan anggaran wisma tenaga medis. Serta dapat dimasukkan dalam pos anggaran penanganan Covid-19 Rp238 miliar, yang meliputi peningkatan sarana prasarana RSUD Kota Bogor dan pengadaan alat kesehatan (alkes). “Saya minta diusulkan, berapa yang bisa dihimpun dan dialihkan. Karena ini menggeser-geser angka saja. Anggaran juga bisa kita ambil dari pos anggaran penanganan Covid-19 Rp238 miliar, atau dari pos Belanja Tidak Terduga (BTT) Rp115 miliar,” tuntasnya. (ogi/b/sut/run)